”Ya, saya akan kesulitan menemukan burung yang lebih bagus dari Kitaro,” tuturnya mengungkap alasannya menolak tawaran Jokowi.
Dede juga tak mau mengungkap harga yang ditawarkan Jokowi untuk memiliki burungnya.
Jokowi mengakui pernah berjanji membeli burung yang memenangi perlombaan tersebut. Ia juga sempat menawar burung Dede, dan mendapat penolakan.
"Yang juara satu akan saya beli. Sudah ditawar, pemiliknya bilang gak mau dijual," tuturnya.
Baca Juga: Polisi Periksa Biro Hukum DKI soal Penutupan Jatibaru
Kepala Negara mengaku dirinya hanya penikmat saja, karena yang lebih suka itu Ibu Iriana Jokowi dan putrinya, Kahiyang Ayu.
"Sebetulnya yang senang Ibu Jokowi sama Kahiyang. Saya hanya penikmat saja. saya hanya dengerin aja," ujarnya.
Presiden mengaku senang adanya lomba burung ini, karena telah mendorong adanya penangkaran sehingga spesies burung yang ada tidak punah.
"Saya menghargai tadi banyaknya penangkaran burung yang ada di daerah, tadi ada penangkaran Murai, Kolibri, Jalak. Jalak Bali dulu hampir punah sekarang banyak lagi karena berhasil ditangkarkan. Sekarang jumlahnya banyak lagi," katanya.
Selain melestarikan burung, Jokowi mengklaim hobi bermain burung di kalangan rakyat telah berhasil menggerakan perekonomian kerakyatan mencapai Rp1,7 triliun per tahun.
Baca Juga: Sang Mayor dan Jokowi, Meretas Jalan Kembali 'Dinasti Cikeas'
"Untuk ekonomi perputarannya mencapai Rp1,7 triliun per tahun, artinya di sisi penangkaran, pakan, sangkar, obata-obatan," kata Jokowi.