"Tapi yang saya heran, kalau tidak gagah di sosial media, di bulan Agustus 2017 yang lalu, saya baca, disampaikan bahwa saya adalah pemimpin yang otoriter. Saya heran saja kenapa dibilang otoriter," ujar Jokowi.
Mantan Gubernur Jakarta itu mengatakan, dirinya tak memiliki potongan sebagai pemimpin otoriter, melainkan seorang demokrat.
"Saya ini sama sekali tidak ada potongan pemimpin yang otoriter, tidak ada. Penampilan saya juga tidak sangar. Kemana-mana juga saya selalu tersenyum, makanya saya berani bilang, saya itu bukan seorang pemimpin otoriter, saya ini seorang Demokrat," tuturnya.
Jokowi lantas menjelaskan ciri-ciri seorang demokrat, yakni bisa menjadi pendengar yang baik dan menghargai pendapat orang lain.
Baca Juga: Jadi Petani, Adi Pramudya Ekspor Lengkuas ke Shanghai
"Ciri-ciri seorang Demokrat itu kan bisa menjadi pendengar yang baik, menghargai pendapat, ya tidak? Yang menghargai perbedaan. Perbedaan tanpa menjadikannya sebagai sumber permusuhan," ucap Jokowi.
Jokowi juga mengaku dirinya hampir mirip dengan kriteria sosok SBY. Namun, kata Jokowi, perebedaan mereka hanyalah SBY memunyai jabatan sebagai Ketua Umum PD.
"Kurang lebih saya mungkin memenuhi kriteria-kriteria itu. Artinya saya dan Pak SBY ini beda-beda tipis banget. Kalau saya seorang Demokrat, kalau Pak SBY tambah satu, Ketua Partai Demokrat, jadi bedanya tipis sekali," kata Jokowi.
Masih dalam pidatonya di hadapan SBY dan petinggi Demokrat, Jokowi juga memuji AHY. Seperti biasa, pujian itu dibalut dengan canda mengenai persiapannya sebelum menghadiri acara tersebut.
Sang presiden menuturkan, dirinya memerlukan waktu setengah hari untuk memilih pakaian yang dianggapnya cocok serta bisa mengimbangi busana SBY maupun AHY.
Baca Juga: Setelah Deddy, Giliran Kalina Bongkar Kelakuan Chika Jessica
Pasalnya, menurut Jokowi, SBY dan putranya tersebut selalu berpenampilan menarik.
"Saya masih di bawah Pak SBY kalau soal berpakaian. Pak SBY selalu rapi. Tapi, belum selesai dengan Pak SBY, sekarang saya harus memikirkan Mas Agus Yudhoyono,” tuturnya.
“Menghadapi Mas Agus ini lebih sulit lagi. Sudah orangnya muda, ganteng, pintar. Kalau berpakaian juga rapi dan cling ya. Kalau dibandingkan dengan saya, Mas Agus lebih jauh lagi," tuturnya.
Karena itu, Jokowi menjelaskan dirinya harus mempersiapkan secara detail jika harus menghadiri undangan Partai Demokrat.
"Jadi sekarang kalau mau bersiap-siap hadir di undangan Partai Demokrat betul-betul harus rinci dan detail, karena ada Pak SBY dan Mas AHY," tuturnya.
5 Sinyal
Periset dari "Indonesian Public Institute", Jerry Massie, merangkum seluruh peristiwa detail acara pembukaan Rapimnas Demokrat itu dan menyimpulkan sedikitnya ada “5 sinyal” yang menandai “Dinasti Politik Cikeas” merapat ke JOkowi.
“Pertama, SBY menekankan bahwa suksesnya pemilu merupakan tanggung jawab moral dan politik Presiden Jokowi. Karenanya, Demokrat akan membantu Jokowi,” tuturnya.
Kedua, SBY menyatakan Jokowi adalah pemimpin bangsa, sehingga dalam etika yang dipahami Partai Demokrat, wajib hukumnya bagi Demokrat memberikan penghormatan yang tinggi bagi Jokowi.