Suara.com - Jenazah pendiri waralaba Matahari sekaligus bos besar Taman Wisata Matahari, Hari Darmawan, masih disemayamkan di Rumah Duka Sinar Kasih, Jalan Batutulis Nomor 18A/38 Bondongan, Bogor Selatan, Kota Bogor, Sabtu (10/3/2018).
“Almarhum masih disemayamkan di rumah duka. Pelayat juga masih berdatangan,” kata Dyah Anggraini, pegawai Matahari group yang berada di rumah duka kepada Suara.com, Sabtu siang.
Ia mengatakan, Jumat (9/3), masih melakukan rapat dengan Hari di vila sang bos, Lokawiratama Hanma, Desa Leuwimalang, Kabupaten Bogor.
Ketika rapat, kata Dyah, almarhum tidak menunjukkan firasat tak biasa. Rapat tersebut berjalan seperti biasa.
Baca Juga: Alasan Sandi Ajak Artis dan Aktivis Sosmed ke Venue Asian Game
“Sehabis rapat, bapak sempat meminta sopir pribadinya ke mobil, mengambilkan air minum. Tapi, ketika sopir pribadinya datang membawa minum, bapak sudah tak ada, menghilang,” tuturnya.
Hari ditemukan tewas di Sungai Ciliwung, Desa Leuwimalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Sabtu (10/3) pagi.
Kapolres Bogor Ajun Komisaris Andi Muhammad Dicky, jasad Hari ditemukan dalam posisi tengkurap dan tersangkut batu kali.
”Korban dilaporkan hilang sejak Jumat (9/3) malam, saat mengunjungi vilanya di Lokawiratama Hankam, Desa Leuwimalang. Dia ditemukan meninggal dunia di sekitar 100 meter dari vilanya,” kata Dicky melalui keterangan tertulis kepada Suara.com, Sabtu siang.
Ia mengatakan, mayat Hari kali pertama ditemukan oleh Deni Sudiana dan empat orang rekannya yang menyisir sungai menggunakan perahu karet, Sabtu pagi sekitar pukul 06.30 WIB.
Baca Juga: Rapimnas, SBY: Kalau Takdir Allah, Demokrat Siap Bersama Jokowi
Setelah dievakuasi, jenazah Hari dibawa ke rumahnya, di Desa Cilember. Kemudian, mayatnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi untuk diperiksa.