Terkait dengan elektabilitas, Hendri, memperhitungkan saat ini masih cukup lama untuk penetapan calon. Maka dengan banyak nama bisa memberikan keleluasan Demokrat untuk melakukan manuver yang akan berimbas pada meningkatnya elektabilitas.
"Kalau lebih dari satu nama, Demokrat akan memiliki keleluasan mengajukan nama-nama tokoh yang memiliki kompetensi dan kapabilitas tinggi. Karena kalau misalnya hanya satu nama, kemudian terjadi penolakan di publik, akibatnya akan mengalami potensi terjun bebas. Tetapi kalau ada beberapa nama, masih ada yang menjaga. Ada alternatif pilihan bagi masyarakat," terangnya.
Sementara itu, pakar komunikasi politik, Effendy Gazali mengatakan, kekompakan atau soliditas antarpengurus dan anggota partai menentukan bagaimana pengusungan dalam soal jumlah calon.
Baca Juga: Demokrat Berpeluang Bikin Poros Ketiga dalam Pilpres 2019
Namun dia menggarisbawahi sebagai sebuah partai modern, dalam pengusungan nama calon idealnya dari penyelenggaraan konvensi partai.
"Kalau mereka solid, ya bagus saja akibatnya untuk partai. Walaupun, biasanya memang partai modern harusnya pakai konvensi," katanya.
Lebih jauh, dia menjelaskan penyelenggaraan konvensi yang juga pernah dilakukan Partai Demokrat, akan membuka peluang bagi kader partai ataupun nama-nama yang diusung oleh kader partai itu sendiri. Karena, dalam konvensi, tentunya calon yang akan muncul lebih banyak.
Sementara soal elektabilitas, Effendy mengatakan bahwa elektabilitas suara tidak bisa dilihat dari sisi internal partai semata.
"Naik atau turunnya elektabiltas suara partai tentunya bagaimana penerimaan masyarakat sebagai pemegang hak suara terhadap calon," katanya. [Antara]
Baca Juga: Prabowo Atau Jokowi? PKS Punya Pilihan 9 Capres-Cawapres