Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerima undangan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, untuk membicarakan soal denuklirisasi, ujar penasihat keamanan nasional Korea Selatan pada Kamis (8/3/2018).
Chung Eui-yiong mengumumkan di hadapan media dalam konferensi pers di Gedung Putih dan dikutip Anadolu Agency, mengatakan Trump telah menyetujui pertemuan dengan Kim pada Mei 2018.
Cung berada di Washington untuk memberikan informasi terakhir tentang dialog Korut dengan Seoul kepada Trump dan pejabat-pejabat senior AS.
Trump dan Kim selama setahun belakangan kerap terlibat dalam retorika sengit.
Baca Juga: Jadi Gubernur, Anies Akui Langsung Bongkar Desain Ahok
Salah satunya ketika Trump mengancam Kim dan memanggilnya dengan sebutan "pria roket kecil", yang penuh "api dan kemarahan".
Kim membalas dengan menyebut Trump "anjing yang ketakutan menggonggong lebih keras".
“Selain dialog kedua pemimpin negara, Kim berkata Korsel telah meminta Korut menunda tes rudal balistik dan nuklir, dan tak menghalangi latihan militer bersama antara AS dan Korsel,” ujar Chung.
Chung juga menggarisbawahi pentingnya untuk "tidak megulangi kesalahan di masa lalu", dan menekankan bahwa pemerintahannya dan Trump "sangat optimistis dengan proses diplomasi yang terus berjalan untuk mewujudkan resolusi dengan damai".
"Republik Korea bersama dengan Amerika Serikat, Jepang, dan rekan-rekan kami di seluruh dunia tetap berkomitmen penuh untuk menuntaskan denuklirisasi semenanjung Korea," ujar dia.
Baca Juga: Poros Ketiga Pilpres 2019 Tetap Sulit Kalahkan Jokowi
Waktu dan tempat dialog tersebut belum ditentukan. Jika pertemuan ini benar terjadi, Trump akan tercatat dalam sejarah sebagai presiden AS pertama yang melakukan dialog dengan pemimpin Korut.
Trump bersikeras negosiasi langsung hanya bisa terjadi "di bawah kondisi yang sesuai", dan menyebut proses ini sebagai "kemajuan besar" melalui Twitter pada Kamis malam.
"Kim Jong Un bicara tentang denuklirisasi dengan Perwakilan Korsel, bukan hanya penghentian sementara. Juga, tidak ada percobaan rudal dari Korea Utara sementara ini," kata dia.
Seorang pejabat senior pemerintahan AS menekankan, pertemuan tersebut bukanlah perundingan formal.
Dia juga mengatakan, Trump mengharapkan Kim "menerapkan pesan yang disampaikan melalui Korsel”.