Suara.com - Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Sodik Mudjahid menyayangkan pelarangan pemakaian cadar berdasar bukan busana muslim. Tetapi dari budaya Arab Saudi.
Itu benar, Kata Sodiq. Tapi tak perlu ada larangan pemakaian cadar di Indonesia. Sebab tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
"Lantas kenapa kalau busana Arab? Busana yang ke barat-baratan tidak dilarang kok," kata Sodik kepada Suara.com, Kamis (8/3/2018).
Pernyataan Sodik menanggapi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang tak memperkanankan mahasiswinya mengenakan cadar.
Baca Juga: Mahasiswi Bercadar UIN Sunan Kalijaga: Aku Hanya Ingin Belajar...
"Anggaplah benar itu budaya Arab, bukan budaya Islam. Terus kenapa budaya Arab dilarang? Sementara budaya barat-barat yang lebih tidak sesuai dengan Pancasila, pakaian mini tidak dilarang," ujar Sodik.
Lebih lanjut, Sodik berharap Rektor UIN Sunan Kalijaga tidak termakan opini radikalisme yang berkembang belakangan ini.
"Rektor jangan terjebak dengan opini radikalisme. Rektor universitas Islam Jangan terjebak dengan opini-opini radikalisme. Siapa yang radikal itu?" kata Sodik.
Menurut dia, sekalipun radikalisme itu memang benar adanya, bukan cara pembinaannya dengan melepas model pakaian yang dikenakan. Tapi dilakukan pembinaan secara tepat.
"Kalau radikalisme itu benar ada, itu mencegahnya ya bukan melarang cadarnya. Tetapi edukasi dan keadilan," kata Sodik.
Baca Juga: Unair Surabaya: Mahasiswi Bercadar Bikin Komunikasi Tidak efektif
"Jadi soal radikalisme ini, pertama jangan terjebak. Harus lebih objektif melihatnya, apalagi kampus Islam. Sebab bisa jadi, ada kelompok-kelompok lain yang memang menyebarkan isu radikalisme dan kita terjebak," Sodik menambahkan.