Suara.com - Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, persoalan di Kabupaten Kepulauan Seribu tidak hanya soal sampah.
Sandiaga mengatakan, pendidikan juga menjadi persoalan pelik di daerah tersebut. Sebab, hanya 40 persen warga Kepulauan Seribu yang lulus SMA.
"Kalau melihat statistiknya, tak hanya sampah. Semuanya menyedihkan, dari segi pendidikan hanya kurang dari 40 persen siswa yang lulus SMA," ujar Sandiaga saat menjadi pembicara diskusi “Menjawab Tantangan Teluk Jakarta Bersih: Siapa berani?” di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Selain itu, Sandiaga menyebut ketimpangan yang paling menampak di Kepulauan Seribu adalah, munculnya kompleks mewah di sejumlah pulau.
Baca Juga: Datangi Mapolda Metro Jaya, Fahri Hamzah Pidanakan Presiden PKS
Sementara tak jauh dari “pulau-pulau mewah” itu, terdapat pulau yang dihuni warga yang hidup penuh keprihatinan.
"Ketimpangan yang paling terlihat ada satu pulau yang wah banget, dan ada kepulauan tak jauh dari situ, yang sangat kasihan banget," kata Sandiaga tanpa menyebutkan nama pulau yang dimaksud.
"Ketimpangan, kesenjangan ini jadi masalah. Lapangan kerja juga, padahal punya potensi yang luar biasa (di Kepulauan Seribu)," Sandiaga menambahkan.
Sandiaga dan Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengakui berkomitmen menjadikan Kepulauan Seribu sebagai beranda terdepat Pemprov DKI, bukan halaman belakang.
"Pemprov DKI kalau mau menempatkan Kepulauan Seribu (beranda depan) berati kita juga harus berkantor di sana. Saya sudah mencanaangkan setiap bulan satu kali berkantor di Kepulauan Seribu, sehingga bisa menggerakan semua dinas dan semua aparat pemerintahan untuk memberikan perhatian," kata politikus Partai Gerindra itu.
Baca Juga: Kesaksian Pengikut Salawat Pancasila yang Dituding Anti Islam