Fahri Hamzah: Kalau Kembali Duel dengan Prabowo, Jokowi Kalah

Kamis, 08 Maret 2018 | 14:48 WIB
Fahri Hamzah: Kalau Kembali Duel dengan Prabowo, Jokowi Kalah
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana beramah tamah dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Wapres Jusuf Kalla di Istana Negara, Senin (16/10/2017). [Suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengklaim, Joko Widodo bakal kalah kalau jadi kembali bertarung dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, sebagai calon presiden dalam Pilpres 2019.

"Ya pasti pak Jokowi kalah lah," kata Fahri di DPR, Jakarta, Kamis (8/3/ 2018).

Meskipun belum 100 persen mendukung Prabowo, Fahri mengakui merasa cocok dengan ide-ide serta persona Prabowo.

"Saya masih melihat ketokohan dia, yang relatif, ide-idenya masih bisa diperjuangkan. Apalagi dengan koalisi yang tidak pernah berubah, sikap-sikapnya itu yang relatif konsisten," ujar Fahri.

Baca Juga: Eks Deputi Sekretariat Wapres Jadi Saksi Korupsi e-KTP

Namun, pilihan Fahri tersebut masih bisa berubah kalau ada pilihan lain selain Prabowo dan Jokowi pada pilpres nanti.

Fahri sendiri menginginkan banyak tokoh yang menjadi capres pada Pilpres 2019, supaya terjadi pertarungan ide-ide yang beragam.

Dengan demikian, rakyat bisa menentukan secara objektif, siapa calon pemimpin yang benar-benar memiliki kapabilitas untuk menyelesaikan persoalan yang selama ini ada.

"Alternatif pikiran yang ditawarkan kepada masyarakat itu akan lebih beragam gitu lho. Karena kita harus menjawab apa alat atau tools yang Anda pakai untuk masalah masyarakat ini. Bagaimana rutenya, bagaimana metodenya. Harusnya itu ada Capres-Capres yang banyak," tutur Fahri.

Namun, keinginan tersebut akan sulit terwujud. Pasalnya, UU mewajibkan setiap pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden memiliki minimal 20 persen kursi di parlemen.

Baca Juga: Hari Ini Ditjen Pajak Buka Layanan Informasi SPT via Medsos

"Dengan aturan ambang batas parlemen 20 persen ini, kita dikunci oleh kenyataan, bahwa kemungkinan maksimalnya itu cuma 4 kandidat. Tapi kalau dilihat orang-orang pada kumpul-kumpul begitu, bisa cuma 2 kandidat," ujar Fahri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI