Setelah Delgado menjelaskan duduk perkara, warga melepaskannya dan meminta maaf. Delgado menduga, warga dihasut oleh musuh-musuh politiknya dan pengusaha lokal.
“Lawan-lawan politik dan pengusaha penebangan kayu tak menyukaiku. Sebab, kebijakan-kebijakanku menggerus kekuasaan mereka,” tukasnya.
Namun, Daniel Salvador, penduduk asli San Buenaventura, mengatakan kepada Radio Fides bahwa Wali Kota Delgado telah dihukum karena tidak memenuhi komitmennya kepada masyarakat setempat.
Baca Juga: Targetkan 10 Besar di Asian Games, JK: Minimal Harus Raih 16 Emas
“Delgado berbohong kepada kami. Dia tak menjadikan kami prioritas saat meminta audiensi,” tudingnya.
Ini adalah kali ketiga Delgado menjadi terpidana bagi pengadilan rakyat. Kali pertama, ia dihukum dikurung di gudang.
Kali kedua, warga menduduki kantor Delgado, dan menyuruhnya tak kerja selama dua bulan. Karena takut hidupnya terancam, Delgado sempat lari ke daerah tetangga.
Pertikaian Delgado dengan warga akhirnya terselesaikan setelah komisi otoritas adat memediasi dan mendamaikan kedua belah pihak.
Untuk diketahui, seperti komunitas asli Bolivia lainnya, warga San Buenaventura memunyai prinsip "ama qhuilla, ama llulla, ama suwa”. Artinya, ”jangan malas, jangan menjadi pembohong, jangan jadi pencuri.
Baca Juga: Punya Bukti Kuat Polisikan Sohibul, Fahri Didukung Kader PKS
Prinsip itulah yang teguh ditaati mereka dan diintegrasikan dalam hak ”keadian sosial” yang diberikan pemerintah.