Suara.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Laode M Syarif menghadiri acara Rakenis Bareskrim Polri di Hotel Mercure Ancol pada Kamis (8/3/2018).
Dalam sambutannya, Syarif meminta aparat penegak hukum untuk selalu bersatu dan bekerja sama untuk melawan para pelanggar hukum.
"Jika pelanggar hukum bekerjasama, aparat penegak hukum juga harus bekerja sama. Kita harus berupaya bekerja keras tiap hari agar tidak selalu tertinggal," kata Syarif.
Hubungan kurang baik antara lembaga penegak hukum di Indonesia kerap terjadi. Terlebih antara KPK dan Polri yang sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: KPK Sebut Modus Korupsi Terbanyak di Bidang Ini
Konflik yang terkenal antara kedua lembaga ini sering dikenala 'Cicak versus Buaya' yang akhirnya memakan korban dari kedua pihak.
Mantan Dosen Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar tersebut mengatakan fenomena korupsi di Indonesia saat ini sudah sangat banyak.
Bahkan dia mengatakan pelaku korupsi saat ini tidak hanya usianya yang sudah tua, tetapi juga ada yang masih dalam usia muda.
"Berarti para koruptor itu beregenerasi. Kalau kita lihat, mereka semua adalah produk era reformasi. Kasus korupsi di Indonesia tercermin dari CPI (indeks persepsi korupsi) kita yang stagnan dari tahun kemarin. Padahal saya optimis CPI naik.
Namun karena kompositnya ditambah menjadi 9, yaitu bertambahnya komposit hubungan korupsi dengan partai politik, sehingga poinnya tidak naik," katanya.
Baca Juga: Kejagung: Korupsi PT Pupuk Kaltim Rugikan Negara Rp229,8 Miliar
Dengan munculnya para koruptor yang masih berusia muda tersebut, Syarif menilai pemberantasan korupsi akan semakin berat. Dia mengatakan pelaku korupsi saat ini jauh lebih komplit daripada sebelumnya.