Disebut Lobi Hakim, Saksi Ini Disemprot Terdakwa Kasus Suap

Rabu, 07 Maret 2018 | 18:48 WIB
Disebut Lobi Hakim, Saksi Ini Disemprot Terdakwa Kasus Suap
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, kembali menggelar sidang lanjutan kasus dugaan suap terhadap Ketua Pengadilan Tinggi Manado Sudiwardono oleh terdakwa Aditya Moha, Rabu (7/3/2018). [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Ada sedikit yang harus kami klarifikasi, terkait bahasa lobi-lobi, itu saya tidak pernah mengatakan kepada tim penasihat hukum. Kalau soal urusan lain ada, dan maksud dari mengurus yang saya katakan, terkait berkomunikasi dengan kepala Pengadilan Tinggi," kata Aditya.

Apa yang disampaikan oleh Politikus Golkar tersebut dipertegas oleh kuasa hukumnya Taufik Akbar. Taufik kembali menanyakan kepada Suherman terkait adanya kata lobi-lobi itu.

"Tadi saudara saksi katakan, Pak Adit bilang 'saya yang direct', apakah pak Adit melakukan lobi-lobi itu karena kata direct itu?," tanya Taufik.

"Tidak ada  kata lobi-lobi, hanya direct (langsung) saja. Hanya pemahaman saya saja," kata Suherman.

Baca Juga: Bareng Jokowi Tinjau MRT, Surya Paloh Buat Lelucon soal Anies

Lantas, anggota Komisi XI DPR RI itu mengingatkan saksi Suherman tentang pertemuan pertama mereka setelah Ibunya divonis di Pengadilan Negeri Manado.

"Saya ingin menyampaikan kepada saksi bahwa pertemuan kita yg pertama, memang pure bicara kondisi terkait adanya ketidakadilan. Pertemuan itu terjadi karena informasi dari sudara Very, karena ada kejanggalan dari putusan tingkat pertama," kata Aditya.

"Bahasa saya langsung mendirect itu, karena terkait dengan ibu saya, dan tidak sama sekali kita bicara langsung melobi," tambahnya.

"Yang masih saya ingat itu soal itu tadi, formulasi apa yang kita tuang nanti dalam memori banding itu," kata Suherman.

Dalam kasus ini, Aditya Anugrah Moha didakwa menyuap hakim sekaligus Ketua Pengadilan Tinggi Manado, Sudiwardono. Politisi Partai Golkar itu didakwa memberi suap SGD 80 ribu kepada Sudiwardono.

Baca Juga: Sudah Cek, Jokowi Pastikan MRT Rampung Tepat Waktu

Menurut jaksa, uang tersebut diserahkan kepada Sudiwardono bertujuan agar penahanan terhadap Marlina Moha Siahaan tidak dilakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI