UIN Kalijaga Minta 41 Mahasiswi Lepas Cadar

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 06 Maret 2018 | 16:25 WIB
UIN Kalijaga Minta 41 Mahasiswi Lepas Cadar
Ilustrasi. [Anadolu Agency/Anton Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, melakukan pembinaan terhadap 41 mahasiswi yang memakai cadar dalam proses belajar mengajar di kampus.

"Pembinaan dalam bentuk konseling itu dilakukan agar mahasiswi bersangkutan tidak lagi memakai cadar untuk kepentingan ideologi atau aliran tertentu," kata Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Yudian Wahyudi kepada Antara, Senin (5/2/2018).

Dalam proses konseling, menurut Yudian, mahasiswi bercadar itu akan dipanggil satu per satu oleh tim yang beranggotakan beberapa dosen dari berbagai keilmuan.

Selain itu, tim juga akan memanggil orang tua mahasiswi yang memakai cadar tersebut.

Baca Juga: Wiranto Waspadai Pengungsi Rohingya dari Bangladesh Disusupi ISIS

"Konseling akan dilakukan beberapa kali. Jika mahasiswi bercadar itu telah diberikan konseling selama beberapa kali tetapi tidak ada perubahan, kami akan mempersilakan mereka untuk pindah kampus," katanya.

Yudian mengatakan, pemakaian cadar termasuk berlebihan karena dalam hukum Islam ada istilah Ijma' atau kesepakatan para ulama, dalam menetapkan suatu hukum dalam agama berdasarkan Alquran dan Alhadis dalam suatu perkara yang terjadi.

Selain itu, kata dia, dari aspek keamanan, tidak ada yang bisa menjamin mahasiswi bercadar saat menjalani ujian atau tes tertentu adalah benar-benar mahasiswi sesuai dengan identitasnya, karena wajahnya tertutup.

Menurut dia, pihak kampus juga akan menelusuri latar belakang keluarga mahasiswi bercadar serta motivasi memakai cadar.

Keputusan memakai cadar itu dikhawatirkan tanpa sepengetahuan orang tua, melainkan karena terpengaruh ideologi atau aliran tertentu.

Baca Juga: Temui Jokowi, Putra SBY Akui Tak Bahas Kemungkinan Jadi Cawapres

"Perempuan dengan kebiasaan memakai cadar itu seringkali hanya bergaul di komunitas mereka dan cenderung eksklusif. Dalam proses konseling itu akan kami lihat, dia mau kumpul dengan mahasiswa lain di luar komunitasnya atau tidak," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI