Suara.com - Uyu Ruhiyan (53), marbut Masjid Besar Al Istiqomah, Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, akhirnya mengakui berbohong mengenai dirinya dianiaya orang misterius di dalam masjid.
Ia menegaskan, penganiayaan terhadap dirinya di dalam masjid pada Rabu (28/2) dini hari itu tak pernah terjadi.
Uyu menuturkan, ia terpaksa mengarang kisah penganiayaan itu untuk mendapat perhatian dari pengurus masjid dan pemerintah mengenai upahnya yang terlampau rendah.
“Saya tahu sedang marak isu penyerangan pemuka agama. Tapi saya mengarang cerita itu bukan untuk meresahkan warga, cuma untuk mendapat perhatian mengenai kesejahteraan sebagai marbut,” tuturnya seperti dilansir Antara, Kamis (1/3/2018).
Baca Juga: Menkes Zimbabwe Protes: Ukuran Kondom Tiongkok Terlampau Kecil
Ia mengungkapkan, hanya diberi upah Rp125 ribu per bulan sebagai marbut. Upah itu tak mencukupi kebutuhan hidup rumah tangganya.
Apalagi, kata dia, sang istri dan anak-anaknya sering meminta kebutuhan yang tak bisa disanggupinya.
"Yang saya pikirkan waktu itu terjerat masalah ekonomi, dan oleh istri dan anak diminta itu ini. Dari mana saya dapat uang, kalau pun harus pinjam uang, dari mana saya untuk mengembalikannya," katanya.
Ia mengatakan, perbuatannya merekayasa cerita itu ternyata bukan mendapatkan perhatian secara finansial, tetapi merepotkan kepolisian dan membuat masyarakat resah.
"Saat itu yang saya pikirkan merasa gelap, tidak memikirkan akibat dan dampaknya," katanya.
Baca Juga: Gara-gara Piyama, Jennifer Dunn Tak Boleh Dibesuk "Daddy"
Ia menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan pengurus Masjid Pameungpeuk tentang laporan palsu penganiayaan di masjid.