Tiba di Gedung KPK, Wali Kota Kendari Ngumpet dan Tak Mau Bicara

Kamis, 01 Maret 2018 | 08:11 WIB
Tiba di Gedung KPK, Wali Kota Kendari Ngumpet dan Tak Mau Bicara
Wali Kota Kendari terpilih Adriatma Dwi Putra [suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mendatangkan empat orang yang diamankan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Kota Kendari, Sulawesi Tengggara pada Rabu (28/2/2018) kemarin ke gedung KPK pada Kamis (1/3/2018) dini hari. Keempat orang tersebut adalah Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra alias ADP, Calon Gubernur Sulawesi Tenggara yang juga sebagai ayah Adriatma, Asrun, Direktur PT Sarana Bangun Nusantara, Hasmun Hamzah dan mantan Kepala BPKAD Kota Kendari, Fatmawati Faqih.

Saat tiba di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, sambil dikawal petugas KPK, dengan mengenakan masker, Adriatma berjalan tepat di belakang ayahnya, Asrun. Asrun dan Adriatma dibawa KPK dalam satu mobil.

Saat mau masuk ke dalam gedung KPK, Asrun tak merespon pertanyaan awak media. Sementara, Adriatma terus berjalan di belakang Asrun dan menghindari pertanyaan wartawan.

Kepala daerah yang masih berusia 28 tahun itu terus menunduk saat berjalan mengikuti langkah kaki sang ayah ke dalam kantor KPK.

Baca Juga: KPK Tangkap 7 Orang di Kota Kendari Terkait Pidana Korupsi

Tak lama kemudian, seorang lelaki dan perempuan tua berkerudung, turut ditangkap dalam OTT juga tiba di kantor KPK. Keduanya adalah Hasmun Hamzah dan Fatmawati Faqih.

Keduanya menggunakan startegi yang sama, saat para wartawan mengajukan pertanyaan soal sejumlah uang yang ditemukan tim KPK saat OTT dan diduga suap untuk Asrun.

Asrun adalah Wali Kota Kendari selama dua periode, 2007-2012 dan 2012-2017. Asrun berlatar belakang birokrat dan berpasangan dengan Musadar Mappasomba, memenangi dua kali Pilkada Kota Kendari berturut-turut.

Asrun yang merupakan politikus PAN berpasangan dengan kader PDI Perjuangan, Hugua dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra pada Pilkada Serentak 2018. Selain PAN dan PDI Perjuangan, Paslon tersebut didukung dua parpol lainnya.

Sementara, Adriatma adalah putra bungsu dari Asrun. Dia juga mantan anggota DPRD setempat dan menjabat sebagai Sekretaris Umum DPW PAN Sulawesi Tenggara periode 2015-2020.

Baca Juga: Wali Kota Kendari dan Ayahnya Diperiksa KPK Sejak Pagi

ADP meneruskan pangku kekuasaan ayahnya sebagai Wali Kota Kendari periode 2017-2022 setelah memenangi Pilkada Kota Kendari pada Pilkada 2017. Terhitung sejak dilantik 9 Oktober 2017 hingga ditangkap oleh tim KPK, ADP baru mengecap manisnya jabatan Wali Kota Kendari selama 140 hari atau murang lebih empat bulan.

Dinasti politik keluarga Asrun tidak berhenti di situ. Istri Asrun, Sri Yastin adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Kota Kendari (2017-sekarang). Dan putra sulung pasangan Asrun-Sri Yastin, Asrizal Pratama Putra adalah Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Kendari sejak 2015 dan Ketua DPD PAN Kota Kendari sejak 2016.

Adik Asrun, Hasria, menjabat sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Kendari (2017-sekarang). Adik Asrun lainnya, Askar Mahmud, menjabat sebagai Kepala Bappeda Kota Kendari sejak 2013. Selain itu, paman Asrun, Surunuddin Dangga adalah Bupati Konawe Selatan (2016-2021).

Sebelumnya, dalam OTT di Kendari KPK amankan tujuh orang. Namun, tiga orang lainnya tidak dibawa KPK ke Jakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI