Suara.com - Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno, mengatakan Rumah Sakit Jiwa di Jakarta belum semuanya menyediakan ruang rawat inap. Karenanya, dia mendorong kerjasama antara Rumah Sakit Jiwa di Grogol dengan Rumah Sakit Duren Sawit Jakarta Timur, untuk menangani rawat inap untuk ODGJ berat.
"Kerjasama juga nanti dengan rumah Sakit Grogol, Rumah Sakit Duren Sawit menangani rawat inap untuk ODGJ berat. Kapasitasnya sangat rendah ya, kalau nggak salah malah rawat inapnya nggak ada. Jadi, itu nanti yang jadi PR bagi kami di Duren Sawit menangani rawat inap untuk ODGJ berat," ucap Sandiaga di Balai Kota, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Lebih lanjut, dia menyebut, penyebab gangguan jiwa yakni diantaranya terkait ekonomi, kehidupan sosial.
"Ada yang himpitan ekonomi, kehidupan sosial, keturunan, stress, ada yang percintaan, ada yang depresi, ada yang skizofrenik. Kalau yang skizofrenik ini harus dirawat. Paling banyak karena sosial ekonomi dan keputusasaan," terangnya.
Baca Juga: Sandiaga: 4.000 Warga Jakarta Alami Gangguan Jiwa
Menurut Sandiaga, kemarin yang didata di KPLDH (KPLDH (Ketuk Pintu Layani Dengan Hati) 4.600-an.
"Kalau dilihat keseluruhan 10 ribu, jadi jumlahnya memang banyak ODGJ. Jadi saya bilang angkanya 20 persen, kalau disini (Balai Kota) saja mungkin ada tiga sampai empat orang kena gangguan jiwa," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno menyebut sebanyak 4.000 warga Jakarta mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah itu, 10 persen di antaranya perlu mendapat perawatan di rumah sakit.
"Kami lakukan baru-baru saja dengan ketok pintu layanan dengan hati, sudah terindentifikasi 4.000 (ribu) warga Jakarta yang mengalami gangguan jiwa dan perlu perawatan. Dari 4.000 ini kalau kami ekstrapolasi 10 persennya perlu dirawat inap," ujar Sandiaga.
Baca Juga: MA: Setiap Tahun 2 Calon Hakim Terkena Gangguan Jiwa