Polisi Sebut Marbot Masjid di Garut Berbohong Soal Penganiayaan

Rabu, 28 Februari 2018 | 21:48 WIB
Polisi Sebut Marbot Masjid di Garut Berbohong Soal Penganiayaan
Ilustrasi penganiayaan, penyerangan, pemukulan, pengeroyokan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Uyu Ruhyana, seorang pengurus Masjid Besar Al Istiqomah di Kabupaten Garut, Jawa Barat ditemukan warga dalam keadaan kaki dan tangan terikat mukena, serta mulut ditutup sorban pada pagi tadi, Rabu (28/2/2018).

Kondisi Uyu yang terikat dan pakaian sudah robek itu pertama kali diketahui warga yang hendak salat subuh di masjid tersebut. Karena mengaku dianiaya orang tak dikenal, Uyu kemudian langsung dilarikan ke sebuah Puskesmas.

"Kemudian saksi bersama warga masyarakat membawa korban ke Puskesmas Pameungpeuk," kata Direktur Reserse Krimnal Umum Polda Jabar Komisaris Besar Umar Fana melalui keterangan tertulis, Rabu (28/2/2018).

Terkait dugaan penganiayaan itu, polisi kemudian mendatangi masjid pada pukul 11.45 WIB untuk melakukan olah TKP. Dari hasil pemeriksaan itu, terungkap jika aksi penganiayaan itu adalah hasil rekaan Uyu. Polisi tidak menemukan adanya kendaraan roda empat dan roda dua.

Pakaian robek Uyu juga sengaja direkayasa agar seolah-olah terkena senjata tajam.

Polisi juga sudah memeriksa UR terkait aksi penganiayaan yang direkayasa tersebut. Kepada polisi, kata Umar, UR sengaja mengada-ngada soal penganiyaan itu agar bisa diperhatikan warga sekitar.

"Kesimpulan sementara bahwa kejadian tersebut adalah rekayasa korban yang meminta diperhatikan sisi ekonominya dengan penghasilan Rp125 ribu per bulan," kata dia.

Polisi, lanjut Umar juga masih menyelidiki apakah ada pihak lain yang memang menyuruh UR untuk merekayasa aksi penganiayaan terhadapnya.

"Sedangkan motif yang lain atau aktor intelektualnya masih didalami oleh penyidik," kata Umar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI