Suara.com - Rektor Universitas Muhammadiyah Dr. Prof Hamka (UHAMKA) Suyatno menilai pemanfaatan agama untuk politik membahayakan. Terutama memanfaatkan Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia.
Menurut dia, Islam bukan adama yang memihak sebuah kelompok tertentu untuk sebuah kepentingan.
“Islam belakangan ini menjadi alat kepentingan politik, padahal Islam yang sebenarnya itu tidak memihak ke kanan maupun ke kiri,” jelas Suyatno dalam peluncuran buku dan diskusi Maarif Institute, di Auditorium UHAMKA, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2018).
Selain politisasi agama, isu radikalisme juga jadi persoalan belangan ini. Salah satunya penyerangan terhadap tokoh agama yang marak akhir-akhir ini.
Baca Juga: Cegah Radikalisme, Pemerintah Standarisasi Mutu Semua Pesantren
“Radikalisme karena tidak ada keadilan. Tidak ada keadilan di tangan rakyat, fenomena terorisme radikalisme akan muncul. Kesenjangan ekonomi luar biasa kaya makin kaya miskin makin miskin siapa yang gak marah. Ini bukan rakyatnya, tergantung pemerintah,” ujar dia.
Menurutnya, pemerintah dan aparat keamanan negara ini juga perlu dibenahi bagaimana caranya menangani terorisme dan radikalisme.
“Saya tidak bisa menunjukkan berapa yang radikal dan tidak. Indonesia kan senangnya gerakan,” tandasnya.