Suara.com - Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan angkat bicara terkait kritikan yang disampaikan Wakil Ketua DPRD Jakarta Mohamad Taufik.
Kemarin, Taufik menyinggung soal penyerapan anggaran tahap pertama yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jakarta masih sangat rendah.
"Kalau melihat pertumbuhan serapan itu jangan melihat angka nominal saja. Bukan nominal persentasenya. Tapi year on year," ujar Anies seusai menghadiri acara di Gedung Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2018).
Total APBD Jakarta 2018 sebesar Rp77,117 triliun. Namun baru terserap 6 persen sampai akhir Februari 2018. Anies meminta wartawan membandingkannya dengan Februari 2017 di tanggal yang sama.
Baca Juga: Biro Hukum DKI Akan Dampingi Anies di Pemeriksaan Polisi
"Anda lihat di situ. Dan kemudian memang sebagian dari pola pembelanjaan kami adalah pola pembelanjaan yang baru, mulai eksekusinya itu tengah tahun bahkan sebagian malah akhir tahun," kata Anies.
Anies menargetkan penyerapan anggaran bisa dilakukan pada awal dan pertengahan tahun. Ia tidak ingin penyerapan anggaran besar besar baru terjadi pada akhir tahun.
"Jadi mudah-mudahan tahun ini kami bisa lebih ditengah (penyerapan besar), nanti harapannya tahun berikutnya bisa lebih awal," kata Anies.
Saat ditanya data penyerapan anggaran tahun lalu di tanggal dan bulan yang sama, Anies tidak menjawab. Dia mengaku belum melihat datanya.
"Saya belum lihat datanya (penyerapan tahun lalau di bulan Februari)," katanya.
Baca Juga: Perbanyak Ruang Terbuka Biru, Anies Fokus Percantik Sungai
Sebelumnya Taufik mengkritik penyerapan anggaran tahap pertama yang dilakukan Pemprov Jakarta masih 6 persen pada akhir Februari 2018.
Taufik tidak ingin catatan yang pernah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Pemprov DKI terulang. Pada November 2017 lalu, Taufik mengatakan Kementerian Keuangan menyoroti penyerapan anggaran yang dilakukan Pemprov DKI pada APBD-P 2018.