Yopie mengatakan baru mengetahui Dinar dan Amir bekerja sebagai pegawai Rosidi sekitar dua bulan lalu. Namun, selama itu, Yopie tak pernah melihat keributan atau cek - cok mulut.
"Nggak pernah dengar saya (keributan), mau malam atau pagi, itu dia (pegawai) baru dua bulan juga ikut kerja. Makanya masih nggak nyangka saya," kata Yopie.
Yopie menambahkan mengenal pelaku Dinar maupun Amir selama menjadi pegawai bakmi tak ada kecurigaan sampai tega menghabisi nyawa pamannya tersebut.
"Itu mereka (Pelaku) nggak ada tingkah yang aneh - aneh. Ya, disuruh antar pesanan bakmi, ya dia anter. Biasa saja mas. Kita nggak ada curiga apapun," ujar Yopie.
Baca Juga: Kronologis Penemuan Mayat Korban Pembunuhan Sadis di Lubang Buaya
Seperti diketahui, Kapolres Jakarta Timur Komisaris Yoyon Tony mengatakan akhirnya kejahatan kedua pelaku dilakukan pada Minggu (25/2/2018). Saat itu Amir akhirnya mau mengikuti ajakan kakaknya Diran.
Kedua pelaku, menunggu pamannya Rosidi hingga tertidur sekitar pukul 03.30 WIB. Namun pamannya masih memainkan ponsel. Sehingga Dinar menyuruh adiknya Amir untuk mematikan lampu, agar situas didalam ruangan itu gelap.
"Itu langsung D masuk ke dalam kamar (korban), ditusuk sebanyak tiga kali lehernya, korban mencoba melawan, Tapi D kembali menusuk perut korban," ujar Tony.
Sementara, Amir membantu dengan membekap mulut pamannya agar tidak ada suara yang membuat warga sekitar mendengar.
"(Korban) minta tolong tapi A, lamgsung membungkam mulut korban ditutup pake kasur menutup muka korban," kata Tony.
Baca Juga: Bek Villareal, Ruben Semedo Didakwa Lakukan Percobaan Pembunuhan
Menurut Tony, melihat korban sudah tak bernyawa akhirnya kedua pelaku meninggalkan korban. Namun, kedua pelaku sempat mengambil uang korban Rp3,4 juta dan sepeda motor.