Suara.com - Pemerintah Provinsi Jakarta ngopi bareng Pimpinan DPRD Jakarta berserta komisi dewan. Ngopi-ngopi berlangsung tertutup di ruang Ruang Tempo Doeloe Bappeda, Blok G, Balai Kota Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Acara tak dihadiri Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Anies diganti Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno.
Setelah selesai ngopi, Sandiaga mengatakan pembahasan itu membahas sejumlah isu. Salah satunya target Pemprov DKI untuk memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Tadi membahas berapa isu terkini berkaitan pencapaian terkahir menuju WTP, kami ada pembahasan khusus mengenai aset bagiama ada pencatatan khusus mengenai aset," ujar Sandiaga.
Baca Juga: Auditor BPK Dituntut 10 Tahun Penjara
Sandiaga ingin ekonomi di Jakarta terus bergerak dan berkembang. Untuk itu ia tidak ingin Pemprov DKI kembali mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian dari BPK.
"Ada hal-hal khusus berkaitan dengan aset yang sebetulnya sudah diserahakn, berkaitan dariapda pengembang ya itu fasos (fasilitas sosial) dan fasum (fasilitas umum), ada masukan bagimana penyerapan anggaran untk menggerakan ekonomi bisa lebih cepat," katanya.
Dalam pertemuan itu hadir Wakil Ketua DPRD Jakarta Mohamad Taufik, Abraham Lunggana, Triwisaksana, dan Ferial Sofyan. Selain itu Ketua Fraksi Hanura Mohamad Sangaji, Ketua Komisi A DPRD DKI Ahmad P. Riano, dan Sekretaris Komisi D DPRD Jakarta dari fraksi PDIP Pandapotan Sinaga.
Sandiaga mengapresiasi kehadiran pimpinan DPRD, fraksi, dan komisi pada acara "coffee morning". Hanya saja Ketua DPRD Jakarta Prasetio Edi Marsudi berhalangan hadir.
"Ketua DPRD nggak bisa hadir karena beliau kelelahan baru trip, tapi semua pimpinan DPRD dan dari fraksi hadir. (Perwakilan) 10 partai di DPRD smeua hadir, komisi hadir, koordinator hadir," kata Sandiaga.
Baca Juga: KPK Limpahkan Kasus Suap Auditor BPK ke Penuntutan
"Pola komunikasi seperti ini Insya Allah terjaga. Masuknya (dari DPRD) diterima, saya ingin ini jadi pemicu lokomotif pembangunan ekonomi lebih baik di Jakarta," Sandiaga menambahkan.