Chauvinis Myanmar Bubarkan Acara Biksu Buddha Pro Muslim

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 26 Februari 2018 | 12:15 WIB
Chauvinis Myanmar Bubarkan Acara Biksu Buddha Pro Muslim
Biksu Wirathu di Myanmar, yang dikenal dengan sikap politik anti-Muslim. Ia dikecam oleh kalangan biksu lain, karena dianggap tak berperilaku seperti ajaran Buddha. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 50 orang dari kelompok nasionalis chauvinis Myanmar, membubarkan konferensi pers yang diselenggarakan oleh kelompok biksu Buddha di Yangon.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (25/2/2018) tersebut, para biksu memohon agar pemerintah mengambil langkah untuk menghentikan seorang biksu yang dikenal anti-Muslim.

Kelompok nasionalis yang diikuti 20 biksu itu menerobos masuk ke dalam sebuah apartemen di distrik Kyauktada, di mana Komite Anti Doktrin Buddhis Palsu dijadwalkan menjamu wartawan.

"Kami harus membatalkan acara hari ini karena ingin menghindari bentrokan," kata Min Thunya dari komite biksu itu kepada Anadolu Agency.

Baca Juga: Ini Kriteria Pemain Senior yang Akan Dibawa Milla ke Asian Games

Komite yang dibentuk April tahun lalu itu aktif menentang kegiatan biksu Wirathu, yang dikenal menyebarkan sentimen anti-Muslim dan warga Rohingya dari kediamannya di Mandalay.

Wirathu menyambut baik kabar pembunuhan Ko Ni, seorang pengacara Muslim tersohor, pada Januari 2017 silam.

Pengadilan di Yangon memvonis Kyi Lin bersalah atas tindakannya menembak mati pengacara itu. Tiga orang lainnya juga dinyatakan bersalah.

Sebelumnya, pada awal bulan ini sekelompok nasionalis sayap kanan tampil di sesi pengadilan kasus pembunuhan Ko Ni untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap para tersangka.

Komite biksu moderat menyatakan menolak sikap dan sentimen kebencian yang diajarkan oleh Wirathu.

Baca Juga: Dibuang dari Keluarga Bahar, Juwita: Aku Harus Terima

"Bila dia menganggap dirinya seorang biksu Buddha, dia harus berlaku sesuai ajaran Buddha yang sama sekali tidak mendukung pembunuhan," jelas Min Thunya.

"Kami tahu pemerintah akan kesulitan menindak Wirathu karena dia terkenal di kalangan sayap kanan. Namun kami ingin mengingatkan pemerintah bahwa negara ini tidak akan maju bila tidak menaati hukum," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI