Suara.com - Sebanyak 50 orang dari kelompok nasionalis chauvinis Myanmar, membubarkan konferensi pers yang diselenggarakan oleh kelompok biksu Buddha di Yangon.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (25/2/2018) tersebut, para biksu memohon agar pemerintah mengambil langkah untuk menghentikan seorang biksu yang dikenal anti-Muslim.
Kelompok nasionalis yang diikuti 20 biksu itu menerobos masuk ke dalam sebuah apartemen di distrik Kyauktada, di mana Komite Anti Doktrin Buddhis Palsu dijadwalkan menjamu wartawan.
"Kami harus membatalkan acara hari ini karena ingin menghindari bentrokan," kata Min Thunya dari komite biksu itu kepada Anadolu Agency.
Baca Juga: Ini Kriteria Pemain Senior yang Akan Dibawa Milla ke Asian Games
Komite yang dibentuk April tahun lalu itu aktif menentang kegiatan biksu Wirathu, yang dikenal menyebarkan sentimen anti-Muslim dan warga Rohingya dari kediamannya di Mandalay.
Wirathu menyambut baik kabar pembunuhan Ko Ni, seorang pengacara Muslim tersohor, pada Januari 2017 silam.
Pengadilan di Yangon memvonis Kyi Lin bersalah atas tindakannya menembak mati pengacara itu. Tiga orang lainnya juga dinyatakan bersalah.
Sebelumnya, pada awal bulan ini sekelompok nasionalis sayap kanan tampil di sesi pengadilan kasus pembunuhan Ko Ni untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap para tersangka.
Komite biksu moderat menyatakan menolak sikap dan sentimen kebencian yang diajarkan oleh Wirathu.
Baca Juga: Dibuang dari Keluarga Bahar, Juwita: Aku Harus Terima
"Bila dia menganggap dirinya seorang biksu Buddha, dia harus berlaku sesuai ajaran Buddha yang sama sekali tidak mendukung pembunuhan," jelas Min Thunya.