“I’m sorry. Beggar is over Excessive demands. I was heat up. but now cooldown. Mr president Jokowi and Indonesian everyone, and Indonesia government, I’m really sorry. I am shame. I take back picture. I’m sorry,” tulisnya.
Artinya kurang lebih, “Maafkan saya. Pengemis adalah suatu penggambaran yang berlebihan. Saya meradang tapi sekarang sadar. Bapak Presiden Jokowi, masyarakat serta pemerintah Indonesia, saya sunggu meminta maaf. Saya malu. Saya putuskan mencabut komik tersebut. Maafkan saya.”
Dalam cuitannya itu, Onan juga menyertakan sebuah foto yang memperlihatkan ia sedang bersujud.
Kedua tangannya diletakkan di depan kepala yang tertunduk, seolah sedang bersujud meminta pengampunan.
Baca Juga: Roma Kalah, Gelandang Keturunan Batak Ini Kehilangan Gigi
Tiongkok Menggunting dalam Lipatan
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebenarnya dimulai pada tahun 2008, ketika Indonesia masih dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kala itu, pemerintah bekerja sama dengan Jalan Internastional Corporation Agency (JICA) untuk melakukan studi kelayakan mengenai rencana membangun rel kereta sepanjang 700 kilometer dari Jakarta ke Bandung.
JICA yang terlatih dalam pembangunan megaproyek transportasi setuju, dan menurunkan tenaga-tenaga ahlinya melakukan studi lapangan.
Melalui studi itu, JICA mengusulkan kepada pemerintah bahwa ada rute alternatif yang lebih pendek guna memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung.
Baca Juga: Resmi Diluncurkan, Ini Spesifikasi Galaxy S9 dan S9 Plus
Menurut JICA, rute kereta itu akan lebih cepat kalau dibagun rangkaian rel Jakarta-Surabaya melalui Cirebon, yakni 207,3 km.
JICA juga mengajukan alternatif lain, yakni rangkaian rel Jakarta-Bandung-Cirebon sepanjang 256 km. Dengan demikian, jarak Jakarta-Bandung dalam usulan ini hanya 144,6 km.
Untuk membiayai seluruh proyek, JICA menaksir pemerintah Indonesia harus mengeluarkan 2,1 triliun Yen atau setara Rp245 triliun. Namun, pemerintah menilai harga itu terlampau mahal.
Setelah SBY turun dan digantikan Presiden Jokowi, proyek itu tampaknya kembali mendapat prioritas. Namun, Jokowi justru tak lagi melibatkan JICA.
Dalam momen pertemuan ke-22 Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Beijing, 11 November 2014, Indonesia yang diwakili PT Resteel Industri justru meneken nota kesepahaman dengan China Railway Construction Corporation Limited.
Dalam kesepakatan itu, kedua belah pihak akan membangun rangkaian rel kereta Jakarta-Surabaya sepanjang 800 km.
Kesepakatan itu menjadi resmi pada Maret 2015, ketika Jokowi mengunjungi Presiden Tiongkok Xi Jinping. Dalam momen itu, Menteri BUMN Rini Soemarno menandatangi kesepakatan pembangunan rel kereta itu dengan Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi Cina.