Peter Rumahwelang, Direktur Pemasaran PAKDOK, menjelaskan PAKDOK tentunya akan menjadi perpanjangan tangan pelayanan kesehatan primer lainnya untuk meningkatkan area cakupan kesehatan. Dan diharapkan pelayanan kesehatan akan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat secara merata.
Sementara itu Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, mengatakan bahwa pada dua bulan sebelum diluncurkan, aplikasi tersebut sudah diuji coba dan hasilnya sangat baik.
"Program ini untuk pertama kali di Indonesia untuk aplikasi pelayanan kesehatan digital yang diintegrasikan dengan layanan kesehatan lain dalam bentuk rujukan kepada klinik Pratama, rumah sakit, dan laboratorium," jelasnya.
Menurut Nelson, inovasi tersebut sangat membanggakan karena tidak sembarang dibuat dan menggunakan teknologi informasi serta dapat digunakan oleh banyak orang.
Baca Juga: Jalur KA Cirebon Purwokerto Diharapkan Sudah Beroperasi Besok
"Inilah perubahan yang harus kita lakukan dan ikuti. Hari ini dunia berada di dalam 'genggaman' kita, orang yang tidak mau berubah akan ketinggalan. Karena namanya pelayanan, masyarakat ingin cepat dan mudah," ujarnya.
Bupati yakin aplikasi layanan tersebut dapat sukses karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia dan butuh kecepatan dalam pelayanan.
"Dengan adanya dua rumah sakit dan 20 Puskesmas di Kabupaten Gorontalo, kami menyadari belum semua warga dapat kita layani dengan jumlah penduduk mencapai 409.000 jiwa dan luas wilayah yang besar," kata Nelson lagi.
Sebagai aplikasi kesehatan yang melayani masyarakat selama 24 jam sehari, PAKDOK tidak menggunakan balasan dari sistem yang telah direkam secara otomatis untuk menjawab keluhan ataupun konsultasi dari pengguna.
Sebanyak 12 dokter siap sedia selama seharian penuh untuk melayani masyarakat Kabupaten Gorontalo. Salah satunya dr. Christina Maria.
Baca Juga: Diam-diam Pertamina Naikkan Harga BBM Khusus Rp300 Per Liter
Hingga saat ini, menurut dr. Christina, keluhan paling banyak yang masuk dari pengguna PAKDOk adalah sakit lambung, influenza, dan sakit kepala.