'Blusukan' ke Curug, Menhub: Program Padat Karya Diinginkan Warga

Sabtu, 24 Februari 2018 | 16:27 WIB
'Blusukan' ke Curug, Menhub: Program Padat Karya Diinginkan Warga
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau langsung program Padat Karya di sekitar Bandar Udara Budiarto Curug, Tangerang, Provinsi Banten, Sabtu (24/2/2018). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau langsung program Padat Karya di sekitar Bandar Udara Budiarto Curug, Tangerang, Provinsi Banten, Sabtu (24/2/2018).

Peninjauan program Padat Karya tersebut, sekaligus meresmikan program Padat Karya di 153 Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara seluruh Indonesia pada tahun 2018.

Budi menuturkan, pihaknya menyediakan anggaran sebesar Rp1,274 Triliun untuk program tersebut.

"Kemenhub menyediakan Rp 1,2 Triliun untuk mendukung program Padat Karya sehingga bisa memberikan kesempatan bekerja kepada 70 ribu orang selama 6 bulan. Jadinya, kalau mereka kerja tiga bulan tentunya lebih banyakdapatnya," ujar Budi di lokasi.

Baca Juga: Kelompok Anti Ahok Bakal Gelar Aksi saat Sidang PK Kasus Ahok

Budi meminta proyek Padat Karya tersebut harus diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan pekerjaan. Hal tersebut sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.

"Ini saya titip sama Dirjen (Dirjen Perhubungan Udara) agar proyek ini memang didapat bagi pencari kerja. Tadi dari tiga (pekerja) yang saya tanya, satu Ketua RT bekerja, dua lainnya baru pengangguran,” ungkapnya.

Budi menuturkan, anggaran program Padat Karya khusus untuk pembukaan lapangan pekerjaan di 153 bandara yakni Rp 400 miliar. Dana itu diperkirakan bisa menggaji 11 ribu orang.

"Di 153 bandara, anggarannya Rp 400 Miliar, orang yang dipekerjakan 11 ribu. Sekarang ini (pekerjanya) ada 100 orang yang di Curug. Setiap lokasi program itu, harus menyerap tenaga kerja dari desa-desa sekitar," jelasnya.

Teknisnya, kata dia, kepala-kepala bandara harus bertemu rukun tetangga untuk meminta data warga pengangguran.

Baca Juga: Profesor Azyumardi Azra: Pemerintah Jangan Abaikan Korban Teroris

Program Mendidik

Budi lantas membandingkan program Padat Karya dengan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang pernah diterapkan pemerintah sebelum Jokowi.

Menurutnya, program Padat Karya lebih mendidik daripada BLT dulu. Sebab, program itu mendidik warga untuk bekerja supaya mendapat penghasilan.

"Kalau BLT kan tak kerja dapat duit Cuma. cuma membuat mereka malas, kalau ini (Padat Karya) mereka dapat duit dari hasil kerja. Jadi mereka digaji Rp 130 ribu per hari, itu di atas upah minimum,” jelasnya.

Budi berharap pihaknya akan menganggarkan sebesar Rp 5 Triliun sampai Rp 6 Triliun untuk program Padat Karya tahun 2019.

Ke depan, kata Budi, jenis pekerjaan yang ditawarkan dalam program Padat Karya di sekitar Bandara tidak hanya petugas normalisasi sungai.

“Bisa juga nanti warga yang mengecat atau membersihkan pesawat,” tukasnya.

Saat meninjau program Padat Karya di Curug, Menteri Budi Karya Sumadi didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso, dan pejabat Kemenhub lainnya.

Budi datang mengenakan baju putih dan topi caping petani. Ia ikut turun dengan pekerja yang sedang memasang saluran air di sekeliling lingkungan Bandara Budiarto.

Tampak Budi yang turun mengenakan sepatu bot plastik, juga ikut membantu memasang batu pada turap yang sedang dibangun bersama dengan pekerja lainnya.

Untuk diketahui, jenis pekerjaan yang diadakan dalam program Padat Karya Tunai khusus di wilayah bandar udara ialah pengecatan, petugas normalisasi saluran/pembersihan saluran, petugas pembuatan saluran tanpa pemasangan batu kali atau dengan pemasangan batu kali.

Selain itu juga ditawarkan pekerjaan buruh galian pondasi konstruksi ringan; pemagaran; pembangunan terminal; pembangunan gedung operasi sederhana; pekerja galian penanaman kabel listrik; dan pembuatan lampu landasan pesawat.

Kementerian Perhubungan mengalokasikan dana sebesar Rp 15,123 Triliun dengan belanja upah sebesar Rp1,274 trilun di tahun 2018 untuk program padat karya tunai.

Belanja upah tersebut ditargetkan dapat menyerap sebanyak 70.858 tenaga kerja pada 831 desa di 739 Kabupaten/Kota, dengan rentang waktu kerja mulai Februari hingga Oktober 2018.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI