Komikus Jepang Gambarkan Presiden Jokowi sebagai 'Pengemis'

Reza Gunadha Suara.Com
Sabtu, 24 Februari 2018 | 14:35 WIB
Komikus Jepang Gambarkan Presiden Jokowi sebagai 'Pengemis'
Komik strip karya Onan Hiroshi yang menyindir Jokowi. [Twitter/Onan Hiroshi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Onan Hiroshi, komikus Jepang, mendadak menjadi buah bibir masyarakat Indonesia. Itu setelah ia memublikasikan komik stripnya yang menyindir proyek kereta cepat Jakarta-Bandung era Presiden Joko Widodo.

Dalam komik strip yang diunggahnya ke Facebook dan Twitter, Jumat (23/2/2018), Onan bahkan menggambarkan Jokowi sebagai "pengemis" kereta listrik kepada Jepang, setelah sempat mengkhianati mereka.

"Pengemis kereta berkecepatan tinggi," demikian Hiroshi memberi judul dalam aksara Jepang untuk dua panel komik strip buatannya.

Pada panel pertama, Hiroshi menggambarkan pemerintah Indonesia bersepakat dengan Jepang untuk merencanakan pembangunan kereta cepat.

Baca Juga: Dua Ferrari Unik Koleksi Tailor-Made 2017 Tampil di Indonesia

Para pekerja ahli Jepang pun digambarkan bekerja keras memformat rencana tersebut, termasuk mencari data detail pembangunan proyek.

Strip selanjutnya dalam panel pertama komik itu lantas menggambarkan pemerintah Jepang sukses membuat studi dan pengumpulan data penting proyek, dan diserahkan kepada Indonesia.

Namun, setelah data itu diberikan kepada Indonesia, pembangunan proyek justru diserahkan kepada pemerintah Tiongkok.

Wakil Jepang pun digambarkan menangis karena sedih, dalam komik tersebut. Sebab, Indonesia memilih Tiongkok menjadi pengembang proyek itu karena menawarkan harga murah untuk pembangunan.

Panel kedua komik strip itu, Hiroshi menggambarkan situasi setelah 2 tahun kesepakatan Indonesia-Tiongkok membangun kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Juga: Anwar Fuadi Sarankan Artis Pakai Narkoba Masuk Nusakambangan

Pada gambar utama yang memakan dua panel, tampak Presiden Tiongkok Xi Jingping menyilangkan tangan tanda belum bisa menyelesaikan proyek tersebut.

Sementara Jokowi digambarkan memegang kepala sembari membayangkan kereta cepat dan Pilpres 2019.

Pada panel selanjutnya, Hiroshi menggambarkan Jokowi kembali mendatangi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Dengan tubuh membungkuk setengah bersimbuh, tangan Jokowi memegang PM Abe untuk memohon agar Jepang mau mengambil alih proyek kereta cepat dari Tiongkok.

Tapi, pada panel itu juga, PM Abe digambarkan diam seribu bahasa, tak mau meladeni permohonan Jokowi.

Sementara di samping PM Abe, terdapat tiga warga Jepang yang marah melempari Jokowi memakai batu. Ketiga orang itu juga digambarkan mengejek Jokowi sebagai pengemis.

Hingga berita ini diunggah, Sabtu (24/2) siang, komik strip Hiroshi melalui akun Facebooknya sudah disebar ulang oleh 5.247 warganet dan dikomentari 1.063 orang.

Sedangkan di akun Twitter miliknya, komik strip itu juga telah disebar ulang oleh 1.500 orang dan disukai 1.100 warganet.

Tiongkok Menggunting dalam Lipatan

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebenarnya dimulai pada tahun 2008, ketika Indonesia masih dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kala itu, pemerintah bekerja sama dengan Jalan Internastional Corporation Agency (JICA) untuk melakukan studi kelayakan mengenai rencana membangun rel kereta sepanjang 700 kilometer dari Jakarta ke Bandung.

JICA yang terlatih dalam pembangunan megaproyek transportasi setuju, dan menurunkan tenaga-tenaga ahlinya melakukan studi lapangan.

Melalui studi itu, JICA mengusulkan kepada pemerintah bahwa ada rute alternatif yang lebih pendek guna memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung.

Menurut JICA, rute kereta itu akan lebih cepat kalau dibagun rangkaian rel Jakarta-Surabaya melalui Cirebon, yakni 207,3 km.

JICA juga mengajukan alternatif lain, yakni rangkaian rel Jakarta-Bandung-Cirebon sepanjang 256 km. Dengan  demikian, jarak Jakarta-Bandung dalam usulan ini hanya 144,6 km.

Untuk membiayai seluruh proyek, JICA menaksir pemerintah Indonesia harus mengeluarkan 2,1 triliun Yen atau setara Rp245 triliun. Namun, pemerintah menilai harga itu terlampau mahal.

Setelah SBY turun dan digantikan Presiden Jokowi, proyek itu tampaknya kembali mendapat prioritas. Namun, Jokowi justru tak lagi melibatkan JICA.

Dalam momen pertemuan ke-22 Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Beijing, 11 November 2014, Indonesia yang diwakili PT Resteel Industri justru meneken nota kesepahaman dengan China Railway Construction Corporation Limited.

Dalam kesepakatan itu, kedua belah pihak akan membangun rangkaian rel kereta Jakarta-Surabaya sepanjang 800 km.

Kesepakatan itu menjadi resmi pada Maret 2015, ketika Jokowi mengunjungi Presiden Tiongkok Xi Jinping. Dalam momen itu, Menteri BUMN Rini Soemarno menandatangi kesepakatan pembangunan rel kereta itu dengan Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi Cina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI