Suara.com - Sebanyak 32 orang Palestina cedera dalam bentrokan yang terjadi antara tentara Israel dan demonstran Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza pada Jumat (23/2/2018) waktu setempat.
Aksi demo berlangsung di wilayah Palestina dan telah berlangsung setiap Jumat, sejak Presiden AS Donald Trump pada 6 Desember lalu yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan berencana memindahkan Kedutaan Besar AS ke kota tersebut.
Bentrokan meletus setelah Shalat Jumat, sejalan dengan seruan pemerintah dan faksi Palestina, termasuk Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) dan Partai Fatah, pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Dikutip Antara dari Xinhua, masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina di Tepi Barat menyatakan, 16 orang Palestina ditembak dan cedera selama bentrokan dengan tentara Israel di Kota Jericho (Ariha), Nablus dan Ramallah.
Baca Juga: Kunjungi Palestina, Delegasi Donald Trump Dilempari Telur Busuk
Di Jalur Gaza, Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, mengatakan 16 orang Palestina ditembak dan cedera selama bentrokan dengan tentara Israel di dekat daerah garis perbatasan antara bagian timur Jalur Gaza dan Israel.
Pada Jumat pagi, ratusan orang Palestina berdemonstrasi di Kota Gaza untuk mendukung Jerusalem dan menentang kebijakan Trump terhadap masalah Palestina serta menentang kebijakan Israel terhadap rakyat Palestina di wilayah Palestina.
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan slogan anti-Israel dan anti-AS.
Ismail Radwan, seorang pemimpin senior HAMAS, mengatakan kepada peserta pertemuan terbuka bahwa tanah Palestina dan Jerusalem buat rakyat Palestina "Dan ini adalah janji Tuhan".
Baca Juga: Disiksa, Warga Palestina Tewas dalam Sel Tahanan Israel