Suara.com - Mustafa Kamal, warga Bintan, Kepulauan Riau, ditangkap jajaran Polres Tanjungpinang. Ia ditangkap atas tuduhan kembali menghina Ibu Negara Iriana Jokowi melalui akunnya di media sosial Google Plus.
Kalimat sumpah serapah Kamal terhadap istri Presiden Joko Widodo itu menyebar luas di media sosial di Tanjungpinang, Kamis (22/2/2018).
Mustafa Kamal, seperti diberitakan Batamnews—jaringan Suara.com, pernah ditangkap aparat kepolisian pada Agustus 2017, karena menghina Lis Darmansyah, yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Tanjungpinang.
Mustafa sempat diperiksa oleh penyidik Satreskrim Tanjungpinang, kemudian dilepas setelah ada perdamaian antara Lis Darmansyah.
Baca Juga: Perintah Menkopolhukam: Tangkap Dalang Penyerang Pemuka Agama
Selain itu, ia pernah diduga menghina sejumlah petinggi PDIP, dan juga anggota DPRD Kepri Rudy Chua dari Fraksi Hati Nurani Rakyat.
Perbuatan Mustafa Kamal yang dianggap menghina Ibu Negara, dilaporkan pengurus Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Tanjungpinang di Polres Tanjungpinang.
Repdem menunjukkan sejumlah bukti pencemaran nama baik, berupa tulisan-tulisan penghinaan yang ditujukan kepada Iriana dan Lis Darmansyah yang juga merupakan calon Wali Kota Tanjungpinang.
Menurutnya, menjelang pilkada, status yang dibuat Mustafa Kamal bisa memicu konflik antarkelompok masyarakat sehingga tidak kondusif.
“Penangkapan terlapor MK berdasarkan laporan polisi LP-B/144 VIII/2017/Kepri atas pelanggaran UU Informasi dan Transaksi Elektronik,” kata Kapolres Tanjungpinang Ajun Komisaris Besar Ardiyanto Tedjo Baskoro.
Baca Juga: Korut Terkorup di Asia, Indonesia Peringkat Berapa?
Ia mengatakan, laporan itu atas nama Suaeb, pada 18 Agustus 2017. Dalam laporan tersebut, Mustafa disebut mengunggah kalimat ujaran kebencian terhadap etnis Tionghoa, Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Partai Nasdem Surya Paloh, dan Menko Polhukam Wiranto.