Namun, anggota dewan kota, Peter Hall, tetap mengecam pertunjukan tersebut. Ia menilai, tarian seperti itu justru membuat para lansia tak terhibur.
“Tari tiang menurut saya bukan hiburan yang tepat untuk lansia. Kami lebih senang para lansia diberi aktivitas yang membuat cakrawala hidup mereka terbuka luas. Saya yakin, cakrawala berpikir para lansia itu tak mencakup tarian tiang,” sindirnya.
Pemilik klub tari tiang yang disewa panti, Katie Henry, menegaskan penarinya tak terlampau erotis saat melakukan pertunjukan di hadapan lansia.
“Ada beragam gaya tari tiang. Kami sudah diberikan penjelasan oleh manajemen panti, bahwa gaya tarian apa yang diinginkan mereka. Kami menampilkan tarian era 1950-an dan 1960-an, sesuai dengan masa-masa muda lansia di panti,” ungkapnya.
Baca Juga: Ultah Pernikahan Ke-19, Kajol dan Ajay Devgn Gelar Pesta Mewah?
Katie menjelaskan, dirinya mau bekerja sama dengan panti jompo itu karena tak mau menerapkan kebijakan diskriminatif.
“Setiap orang, muda atau tua, berhak menentukan hiburan mereka sendiri. Kami justru bangga mampu menghibur para orang tua. Panti itu juga mendapat sambutan positif di media-media sosial,” tandasnya.