Unik, Tradisi Penari Striptis di Upacara Pemakaman di Tiongkok

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 22 Februari 2018 | 17:22 WIB
Unik, Tradisi Penari Striptis di Upacara Pemakaman di Tiongkok
Penari striptis di upacara kematian warga Tiongkok. [ABC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Tiongkok melancarkan kampanye penggerebekan besar-besaran terhadap warga, yang mempertahankan tradisi memetaskan striptis dalam upacara pemakaman.

Kementerian Kebudayaan Tiongkok, dalam pernyataan resmi yang dikutip Independent, Rabu (21/2/2018), menilai tradisi striptis dalam upacara pemakaman itu tetap cabul, pornografis, dan aksi vulgar.

Operasi penggerebekan besar-besaran pemerintah itu bermula dari pemberitaan surat kabar Global Times, yang melakukan investigasi mengenai striptis dalam upacara pemakaman di sejumlah provinsi.

Surat kabar itu mengklaim, jurnalis mereka berhasil menyusup ke acara-acara tersebut dan menyaksikan sejumlah aksi agresif dari si penari terhadap tetamu.

Baca Juga: Waskita Karya Libatkan Pakar Selidiki Insiden Proyek Tol Becakayu

Kementerian Kebudayaan tiongkok lantas menyiapkan nomor telepon khusus bagi siapa pun yang mau menginformasikan adanya acara striptis dalam upacara kematian.

Bagi siapa pun yang mau memberikan informasi, pemerintah menjanjikan sejumlah uang sebagai penghargaan.

Sementara ini, pemerintah menyasar striptis di 19 kota pada empat provinsi besar yang dikenal doyan menyewa penari erotik, yakni Henan, Anhui, jiangsu, dan Hebei.

Mitos Striptis

Sejumlah komunitas di daerah pedesaan Tiongkok hingga kekinian masih memercayai penari striptis patut dihadirkan dalam pemakaman.

Baca Juga: Kembali ke KPK, Cerita Novel Baswedan Dinanti Polisi

Selain untuk menghormati almarhum, striptis juga diyakini dapat meningkatkan jumlah orang dalam upacara pemakaman.

Bagi mereka, banyaknya jumlah orang yang menghadiri upacara pemakaman, bakal memudahkan almarhum di akhirat.

Karena tujuan itulah, bagi keluarga yang akan menggelar pemakaman maupun pernikahan berani membayar upah lebih tinggi kepada penari striptis.

Beijing kali pertama melarang pementasan striptis dalam upacara pemakaman pada tahun 2015, setelah dua kasus di mana penari eksotis melakukan "pertunjukan cabul".

Pada pemakaman di provinsi Hebei, dua penari telanjang "mengenakan pakaian yang terbuka menari-nari di atas panggung di lapangan umum di desa kami di malam hari," kata seorang saksi mata saat itu.

Pihak berwenang juga menahan enam penari eksotis, saat pemakaman seorang warga tua di Handan.

Lima orang ditahan di Jiangsu pada 2006, karena "pertunjukan cabul" menyusul aksi striptis di pemakaman seorang petani, di mana 200 orang dikatakan hadir.

Salah satu ahli yang dikutip dalam laporan Global Times menyebutkan, ada warga yang memercayai penari striptis lekat dengan tarian erotis arkais dalam penyembahan dewi kesuburan.

"Pada sejumlah budaya lokal, menari dengan elemen erotis dapat digunakan untuk menyampaikan keinginan almarhum," kata Huang Jianxing, seorang profesor universitas.

"Saya tidak menganggap pertunjukan striptis sebagai 'sampah budaya pedesaan tradisional'. Ini memiliki warisan peradaban lokal, "tambahnya.

"Alih-alih hanya mengutuk mereka, lebih penting bagi pihak berwenang untuk memberi orang-orang pedesaan produk budaya yang lebih baik."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI