Suara.com - Wakil Ketua DPRD Jakarta Abraham Lunggana mengklaim masih ada pekerja seks di kawasan Pasar Tanah Abang. Mereka berjejer di trotoar Jalan Jati Baru Raya di atas pukul 22.00 WIB.
Lulung mengatakan keberadaan mereka sudah sejak lama. Bahkan Lulung mengatakan pekerja seks di Tanah Abang sejak nenek moyang orang Indonesia.
"Itu mah sudah dari nenek moyang kita, dari dahulu itu ada. Namanya kan bongkaran dulu di situ," ujar Lulung saat dihubungi Suara.com, Kamis (22/2/2018).
Kawasan bongkaran dulunya adalah pemukimam semi permanen di sekitar Pasar Tanah Abang. Kawasan yang dulunya menjadi lokasi favorit pekerja seks itu kini sudah dibongkar oleh pemerintah.
Baca Juga: Tak Bubarkan PKL Tanah Abang, Anies Bentuk Tim Rekayasa Lalin
Menurut Lulung, PSK yang berdiri di pinggir jalan akan pergi jika melihat petugas Satuan Polisi Pamong Praja. Ia menyebut tidak hanya kawasan Tanah Abang saja yang banyak PSK.
"Makanya harus terintegrasi dengan dinas sosial. Dinas trantib (Satpol PP), wali kota. Harus terintegrasi lah," katanya.
"Mereka (PSK) tuh dari dulu sudah ada. Bahkan warga (setempat) ada yang usir, nggak boleh sama warga. Bukan warga setempat dia, kalau ada satu-dua orang nyolong-nyolong dia," katanya.
Lulung tidak ingat awal PSK di Tanah Abang ada. Ia menerangkan, dari dirinya masih kecil sudah ada kawasan bongkaran yang dijadikan tempat esek-esek kalangan bawah.
"Tahun 1960-an juga sudah ada. Dulu kan di bawah namanya bongkaran sekarang mereka ditertibkan, terus (mencar). Mereka ke atas, mesum-mesumnya itu di tempat kecil-kecil itu," katanya.
Baca Juga: Sandiaga Uno Segera Umumkan Hasil Survei Penataan Tanah Abang
Semenjak kepemimpinan Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno, Lulung belum sempat melapor. Ia pernah melaporkan soal PSK Tanah Abang ke Joko Widodo saat masih sebagai Gubernur DKI.
"Belum lapor (ke Anies). Tapi pernah pada waktu Pak Jokowi, saya bilang 'itu Blok G kalau malam itu digunakan untuk prostitusi'. Akhirnya di jaga sekarang," kata Lulung.