Moeldoko dan Empat Menteri ke Asmat

Kamis, 22 Februari 2018 | 13:14 WIB
Moeldoko dan Empat Menteri ke Asmat
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. [Dok KSP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Idrus Marham, meninjau penanganan pasca penetapan status kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di daerah itu pada Kamis (22/2/2018).

Mereka ingin memastikan kesinambungan program kesehatan dan perbaikan kualitas hidup masyarakat Asmat.

Di lokasi, mereka meninjau sarana dan prasarana kesehatan, air bersih, serta berkoordinasi sebagaimana yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo dalam penyelesaian masalah secara terintegrasi.

Sarana dan prasarana yang saat ini sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, antara lain penyediaan air bersih, dan pembangunan rumah sakit umum daerah baru yang lebih besar. Selain itu, akan ada kegiatan pembagian Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, serta dialog dengan warga.

‎Di Agats, para menteri meninjau fasilitas penyediaan air bersih. Fasilitas ini dapat digunakan untuk 20 ribu orang. Mereka menemukan antrean untuk mendapatkan air bersih.

“Sedang dipikirkan untuk membuat beberapa titik ambil, sehingga lebih menyebar,” kata Moeldoko.

Menteri juga meninjau pelayanan kesehatan terpadu, pelayanan gizi buruk di GOR Agats yang dapat menjangkau 10 puskesmas.

“Jangan terlalu banyak anak, kalau terlalu banyak, pusing kita. Anak-anak kita harus sehat, supaya dapat pendidikan lebih baik,” ujar dia.

Sebelumnya, Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani menekankan pentingnya memastikan pelaksanaan program ini bisa menyentuh akar permasalahan, tidak hanya menyangkut urusan kesehatan semata-mata.

“Yang juga harus diperhatikan adalah bagaimana memastikan supaya program ini dapat berjalan secara efektif, dengan tetap mempertimbangkan budaya masyarakat setempat,” ujar dia.

KLB campak dan gizi buruk ditetapkan pemerintah sejak pertengahan Januari hingga pertengahan Februari 2018, masih dilanjutkan dalam bentuk satuan tugas berjangka menengah dan panjang. Jangka menengah akan berakhir pada 31 Desember 2018, sedangkan jangka panjang akan sampai tahun 2024.

Bupati Asmat Elisa Kambu, dalam rapat koordinasi di pos komando pelayanan kesehatan, 21 Februari lalu berterima kasihnya atas dukungan Pemerintah dan masyarakat dari berbagai penjuru tanah air dalam membantu masyarakat Asmat menghadapi kasus gizi buruk dan campak di wilayahnya.

“Semoga bantuan dan dukungan kepada masyarakat menjadi berkat bagi masyarakat Asmat, dan semua pihak yang telah menguluarkan tangannya untuk masyarakat juga mendapatkan berkat,” kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI