Suara.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan akan pulang ke Indonesia pada Kamis (22/2/2018) besok. Novel memilih pulang, meskipun belum menjalani operasi utama. Ia juga belum total sembuh 100 persen.
Sejak mendapat serangan berupa penyiraman dengan air keras oleh dua orang tak dikenal pada tanggal 11 April 2017, Novel tinggal di Singapura untuk menjalani perawatan kedua matanya.
"Oleh karena itu, mengingat jadwal operasi utama juga masih belum selesai, maka saya merencanakan untuk kembali ke Indonesia segera besok, Insya Allah," kata Novel dalam video yang diterima Suara.com dari Ketua Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, Rabu (21/2/2018).
Novel mengatakan, kepulangannya ke Tanah air untuk melanjutkan pekerjaan menangani kasus korupsi. Dia mengajak semua pihak yang terkait dengan upaya pemberantasan korupsi tetap semangat dan tidak ragu.
Baca Juga: Jokowi: Hukum Jangan Diperjual Belikan
"Saya ingin mengajak kepada kawan-kawan semua para aktivis, para penegak hukum, dalam rangka memberantas korupsi, marilah kita tetap fokus dan berani, jangan takut, jangan ragu, tetap semangat, karena tidak ada keburukan yang akan kita peroleh. Hal-hal yang telah terjadi adalah suatu kebaikan yang itu dari Allah dan pasti baik. Saya tidak berpikir bahwa itu suatu hal yang buruk," katanya.
Mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polda Bengkulu tersebut mengatakan, tidak takut meskipun banyak halangan yang siap mengadang. Semua itu diserahkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Saya ingin menegaskan bahwa seperti apa pun , Allah akan selalu menunjukkan jalan kebenaran, sekali pun banyak orang yang berupaya untuk menutupi jalan itu," kata Novel.
Sementara mengenai kasus penerornya, penyidik Polda Metro Jaya hingga kekinian belum menemukan dua pelaku yang menyiram air keras ke bagian muka Novel.
Polri baru berhasil membuat sketsa wajah kedua pelaku. Namun, hingga kekinian, kemajuan setelah sketsa dibuat belum juga ada.
Baca Juga: Gagal Bunuh Diri, Suami Pembantai Keluarga Masuk Sel Tahanan
Sementara Dahnil—sahabat Novel—meminta Presiden Joko Widodo untuk terlibat langsung dalam mengungkapkan pelaku penyerangan tersebut. Apalagi, Novel akan pulang ke Tanah air.
"Novel akan pulang membawa semangatnya itu. Oleh sebab itu, saya ingin mengetuk batin Presiden Jokowi untuk terlibat langsung mengungkap kejahatan yang sistematik terhadap Novel Baswedan. ini bukan sekAdar tergantung Novel," katanya.
Menurutnya, kejahatan teror terhadap Novel adalah teror terhadap agenda pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Janji Pak Presiden untuk menyelesaikan hutang-hutang kasus Pelanggaran HAM dan melawan korupsi kami tagih saat ini. TGPF saat ini satu-satunya jalan untuk membantu Kepolisian mengungkap," tandasnya.