PDIP: Tak Ada Skenario Politik Duetkan Jokowi-Prabowo di Pilpres

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 19 Februari 2018 | 21:09 WIB
PDIP: Tak Ada Skenario Politik Duetkan Jokowi-Prabowo di Pilpres
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana beramah tamah dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Wapres Jusuf Kalla di Istana Negara, Senin (16/10/2017). [Suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menegaskan, tidak ada skenario politik untuk menduetkan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2019.

Penegasan Ketua DPP PDIP PHamka Haq tersebut, untuk merespons pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon.

Fadli sebelumnya mengatakan terdapat skenario untuk merayu Prabowo agar mau menjadi cawapres Jokowi.

"Tidak pernah muncul wacana seperti itu," kata Hamka Haq saat Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) DPD PDI Perjuangan NTB yang dihadiri Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, di Mataram, seperti dilansir Antara, Senin (19/2/2018).

Baca Juga: KPK Berharap Novel Baswedan Langsung Aktif Sepulang Berobat

Ia menyatakan, kalau ada keinginan seperti itu, pastinya akan dibahas di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DPP PDIP yang akan dilangsungkan 23-25 Februari 2018.

Menurutnya, PDIP sendiri tahu betul bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih ingin kembali mencalonkan diri menjadi presiden di Pilpres 2019.

Karena itu, kata dia, PDIP tidak mungkin membahas wacana menduetkan Jokowi dengan Prabowo.

"Kalau memang (nanti) ada tawaran (dari Gerindra), tentu PDIP akan membahasnya," kata Hamka Haq.

Sebelumnya, Fadli Zon meyakini partainya akan mendapat dukungan dari partai lain untuk mengusung Prabowo sebagai capres.

Baca Juga: Iniesta Tak Akan Disambut Hangat di Stamford Bridge, Kenapa?

"Kalau kami yakin, bahwa Gerindra akan mengusung Pak Prabowo dengan menggandeng nanti siapa pun yang akan diusung koalisi yang menyertai kami, ya harus ada persetujuan bersama," kata Fadli di DPR, Jakarta, Senin.

Fadli mengakui membangun koalisi untuk pilpres tidak mudah. Bakal ada proses panjang dan a lot, terutama lobi-lobi ke partai politik lainnya.

Kekinian, kata dia, Gerindra secara intensif berkomunikasi dengan PKS dan PAN untuk mengusung Prabowo. Tak tertutup kemungkinan komunikasi politik juga akan dilakukan dengan partai politik lain.

"Ya nanti lihat lah, sejauh ini kan komunikasi Gerindra bersama PKS sama PAN bisa dengan partai lain juga," ujar Fadli.

Tak hanya itu, Fadli juga membantah pernyataan Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Nusron Wahid yang meyakini Prabowo tidak akan maju di Pilpres 2019.

Sebab, berbagai survei menunjukkan elektabilitas Prabowo selalu jauh di bawah Jokowi.

Fadli mengatakan, pernyataan Nusron tidak berdasar dan justru mengiaskan kekhawatiran bahwa Jokowi bakal kalah dalam pilpres.

"Itu sok tahu lah. Itu orang-orang yang takut Pak Prabowo maju itu, karena mereka itu khawatir Pak Jokowi akan kalah. Dan menurut saya akan kalah. Makanya mereka ada kekhawatiran kalau Pak Prabowo maju, ini Jokowi akan mendapatkan satu saingan yang kuat dan bisa kalah," tutur Fadli.

Fadli menuding, para pendukung Jokowi mengimingi-imingi Prabowo untuk menjadi wakil Jokowi.

"Mereka berusaha mengiming-imingi Pak Prabowo menjadi cawapresnya Pak Jokowi. Ada juga yang berusaha menciptakan opini Pak Prabowo jadi king maker saja. Itu sebenarnya karena mereka gentar menghadapi Pak Prabowo," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI