Fadli mengakui membangun koalisi untuk pilpres tidak mudah. Bakal ada proses panjang dan a lot, terutama lobi-lobi ke partai politik lainnya.
Kekinian, kata dia, Gerindra secara intensif berkomunikasi dengan PKS dan PAN untuk mengusung Prabowo. Tak tertutup kemungkinan komunikasi politik juga akan dilakukan dengan partai politik lain.
"Ya nanti lihat lah, sejauh ini kan komunikasi Gerindra bersama PKS sama PAN bisa dengan partai lain juga," ujar Fadli.
Tak hanya itu, Fadli juga membantah pernyataan Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Nusron Wahid yang meyakini Prabowo tidak akan maju di Pilpres 2019.
Baca Juga: KPK Berharap Novel Baswedan Langsung Aktif Sepulang Berobat
Sebab, berbagai survei menunjukkan elektabilitas Prabowo selalu jauh di bawah Jokowi.
Fadli mengatakan, pernyataan Nusron tidak berdasar dan justru mengiaskan kekhawatiran bahwa Jokowi bakal kalah dalam pilpres.
"Itu sok tahu lah. Itu orang-orang yang takut Pak Prabowo maju itu, karena mereka itu khawatir Pak Jokowi akan kalah. Dan menurut saya akan kalah. Makanya mereka ada kekhawatiran kalau Pak Prabowo maju, ini Jokowi akan mendapatkan satu saingan yang kuat dan bisa kalah," tutur Fadli.
Fadli menuding, para pendukung Jokowi mengimingi-imingi Prabowo untuk menjadi wakil Jokowi.
"Mereka berusaha mengiming-imingi Pak Prabowo menjadi cawapresnya Pak Jokowi. Ada juga yang berusaha menciptakan opini Pak Prabowo jadi king maker saja. Itu sebenarnya karena mereka gentar menghadapi Pak Prabowo," tandasnya.
Baca Juga: Iniesta Tak Akan Disambut Hangat di Stamford Bridge, Kenapa?