Anies Dicegat Saat Mau Dampingi Jokowi, Dikecam Keras

Siswanto Suara.Com
Minggu, 18 Februari 2018 | 16:30 WIB
Anies Dicegat Saat Mau Dampingi Jokowi, Dikecam Keras
Presiden Joko Widodo menyerahkan piala kepada pemain Persija Jakarta Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan usai laga final Piala Presiden melawan Bali United di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (17/2). Persija berhasil menjadi juara setelah menang dengan skor 3-0. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Anies Baswedan berada di deretan belakang ketika Presiden Joko Widodo  berjalan untuk menyerahkan medali kepada skuat Persija Jakarta usai menaklukkan Bali United 3-0 di  stadion Gelora Bung Karno, kemarin malam.

Baru saja mau turun dari tribun VVIP untuk ikut mendampingi Presiden Jokowi, seorang lelaki berbaju safari menghentikan langkah Anies. Anies merupakan gubernur Jakarta yang berpasangan dengan Sandiaga Uno yang berhasil mengalahkan duet Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat memimpin Jakarta untuk periode kedua.

Dalam video yang diambil dari jarak jauh terlihat lelaki berbaju safari dan Anies terlibat percakapan. Setelah itu, Anies sendirian kembali ke tribun VVIP, sementara pejabat-pejabat yang tadinya bersamanya ikut mendampingi Kepala Negara.

Hanya beberapa saat setelah video itu tersebar di media sosial, memancing reaksi publik. Kasus itu pun menjadi berita utama di sejumlah media online sepanjang sore ini.

Jaringan Aktivis Prodem melalui pernyataan tertuis mereka mengecam peristiwa itu. Bahkan, mereka menyebutnya sebagai pengusiran.

"Sebagai bagian dari masyarakat sipil Indonesia kami Prodem mengutuk keras tindakan panitia Piala Presiden. Ini bukanlah cara mendidik berdemokrasi yang diperjuangkan mahasiswa 98 reformasi," kata Ketua Umum Majelis Prodem Syafti Hidayat Sitorus.

Menurut Syafti Perhelatan sepak bola Piala Presiden bukanlah sesuatu yang istimewa karena siapapun presidennya nanti akan melakukan hal yang sama pada pemberian gelar juara.

"Kami melihat ini masih ada sisa intrik-intrik politik yang tidak bagus buat Presiden Jokowi jika ingin dihargai rakyat sebagai presiden. Kita ini bernegara dalam bingkai NKRI. Ini Piala Presiden, yang mesti dijaga wibawa perhelatannya. Sekali lagi kami Prodem mengutuk keras yang tidak mendidik dan anti demokrasi ini," kata dia.

Menurut dia insiden ini melanggar UU Nomor 9 Tahun 2010 Pasal 9 dan 13 tentang Keprotokoleran. Menurus Syafti panitia harus minta maaf secara terbuka ke publik atas insiden itu.

"Kalau tidak mau dicap serta dicatat oleh sejarah bahwa perhelatan piala presiden 2018 ini paling jelek dan anti demokrasi," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI