Suara.com - Lori Alhadeff berdiri di dekat patung 17 malaikat berwarna krem bersayap emas yang melapisi panggung di taman kota Parkland, Florida, AS, Kamis (15/2) malam. Salah satu malaikat tersebut mewakili putrinya, Alyssa (14), yang terbunuh dalam pembantaian di Marjory Stoneman Douglas High School.
"Aku menggelugut", kata Lori kepada jurnalis The New York Times.
Dia ada di sana untuk putrinya. Ia terus berbicara dengan siapa saja yang mau mendengarkan kegetiran hidupnya sepeninggal Alyssa.
"Putriku sudah meninggal. Semua anak-anak di sini hanya ingin bersekolah. Seorang penembak seharusnya tidak bisa masuk," gugatnya.
Baca Juga: Sandiaga Anggap Pengemis Berkumpul Saat Imlek sebagai Tradisi
"Kuharap, Alyssa, malaikat kecilku tidak mati sia-sia," tutur Lori. Air mata mengalir di wajahnya.
Taman kota Parkland tempat Lori berada, menjadi pusat warga untuk menghormati 17 siswa dan guru sekolah yang menjadi korban penembakan massal oleh seorang ABG berusia 19 tahun bernama Nikolaus Cruz, tepat saat perayaan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang, Rabu (14/2/2018).
Selain menghormati para mendiang, warga juga mendukung korban selamat yang masih dirawat di rumah sakit untuk segera melewati masa kritis dan pulih.
Kota Parlkand, Florida, AS, benar-benar tampak kebas pada 24 jam setelah insiden “Valentine berdarah” itu terjadi.
Aaron dan Persamuhan Tak Sampai
Baca Juga: AC Milan Menang Besar di Kandang Ludogorets, Gattuso Belum Puas
"Aku selalu menyayangimu coach. Hey, ini Hari Valentine," tutur Tyler Goodman melalui sambungan telepon, beberapa jam sebelum penembakan terjadi.
“Yeah, aku juga menyayangimu Bub. Oke, sampai jumpa pukul 2.30,” jawab Aaron kepada Tyler dalam percakapan itu.
Namun, Aaron dan Goodman ternyata tak lagi pernah bisa bertemu.