Menurut Novanto, meskipun keinginan berpolitik mulai berkurang, tapi tidak dengan kerinduannya untuk bertemu keluarga.
"Ya bukan kangen lagi. Satu-satunya orang sudah dalam susah hidup di kos-kosan, harapannya bukan pengin politik, pengin jabatan. Harapannya itu keluarga, istri dan anak-anak," katanya.
Dapat Teman Curhat
Selain itu, Setya Novanto juga mengakui mendapat teman yang bisa diajak “curhat” di lingkungan tahanan, yakni Auditor Utama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rochmadi Saptogiri.
"Pak Sapto, ya menceritakan bagaimana kesusahannya, ada juga para bupati kesulitan-kesulitannya, semua kita percayakan pada penyidik atau JPU," kata Setnov.
Rochmadi juga menghuni rumah tahanan KPK karena menjadi terdakwa penerimaan suap Rp240 juta terkait audit laporan keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), penerimaan gratifikasi sebesar Rp3,5 miliar serta tindak pidana pencucian uang.
"Ya, mereka curhat masing-masing begitu, hampir semua dekat, saya ceritakan," ujar Setnov.
Dia juga mengaku sedang mempelajari Alquran.
"Semua saya pelajari. Kami saling 'ngobrol', semuanya kan sama-sama susah. Kita 'sharing' kembali kita serahkan sama Tuhan," kata Setnov pula.