Satu Keluarga di Tangerang Dibantai, Tewas Berpelukan

Selasa, 13 Februari 2018 | 08:03 WIB
Satu Keluarga di Tangerang Dibantai, Tewas Berpelukan
Ilustrasi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang ibu bernama Emma ditemukan tewas berpelukan dengan kedua putrinya, Nova dan Tiara, di dalam kamar rumahnya, Blok B6 Nomor 5 Taman Kota Permai 2, RW12 Periuk, Jati Using, Tangerang, Banten, Senin (12/2/2018) sore.

Ibu berusia 40 tahun dan kedua putrinya yang masih berusia 19 dan 11 tahun tersebut, kuat diduga menjadi korban pembunuhan.

Pasalnya, ketiganya ditemukan tewas bersimbah darah.

"Iya benar (tewas) semua jadi satu, kondisinya berpelukan di dalam satu kamar itu," kata Kapolres Tangerang Kota Komisaris Besar Harry Kurniawan kepada Suara.com.

Baca Juga: Targetkan 30 Juta Jamaah di 2030, Saudi Perluas Masjidil Haram

Selain tiga korban, satu pria bernama Muktar Effendi alias Pendi (55), suami siri Emma ditemukan terluka parah akibat senjata tajam. Pendi ditemukan bersimbah darah dan dibekap di kamar lain.

"Ada luka di badan, perut, kepala, ada beberapa ya," kata Harry.

Pada hari yang sama, polisi langsung melakukan olah TKP di lokasi pembunuhan. Sebanyak 7 orang saksi yang merupakan warga sekitar dan dianggap mengetahui kasus tersebut, telah dimintakan keterangan.

Sejauh ini, polisi belum bisa menyimpulkan apakah kasus pembunuhan itu merupakan korban perampokan atau bukan.

Polisi masih mencari apakah ada barang-barang berharga yang ikut raib terkait kasus pembunuhan satu keluarga tersebut.

Baca Juga: Kabar Gembira! Gemar Makanan Pedas Bisa Bikin Panjang Umur

"Belum tahu barang-barangnya hilang atau tidak. Yang jelas kalau televisi masih ada," terangnya.

Kejanggalan

Kasus ini terkuak berawal dari laporan warga, yang mencurigai ada kejanggalan dalam aktivitas anggota keluarga di rumah tersebut.

Menurut Harry, kejanggalan yang dimaksud yakni tetangga tak melihat anak bungsu korban keluar rumah untuk bersekolah.

Tiara yang turut menjadi korban pembunuhan masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

"Biasanya anak korban sekolah. Kan anaknya (Emma) ada yang SD," tuturnya.

Atas kecurigaan itu, kata Harry, tetangga kemudian langsung melongok ke rumah korban. Tak disangka, Emma dan dua putrinya ditemukan sudah tak bernyawa.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, sebelum ditemukan tewas, warga mengakui mendengar suara keributan di dalam rumah tersebut, Senin dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

Warga menduga, Emma saat itu sedang cekcok mulut dengan suami sirinya.

“Sejak mendengar suara keributan itu, warga tak melihat adanya aktivitas anggota keluara tersebut di luar rumah. Karena curiga, warga melapor kepada Ketua RT setempat bernama Pratomo,” terangnya.

Tak lama, Pratomo mendatangi rumah Emma bersama beberapa warga. Karena melihat kondisi rumah tak terkunci, warga kemudian masuk ke rumah dan melihat Emma dan dua putrinya sudah tewas.

Argo mengungkapkan, berdasarkan keterangan yang diperoleh kepolisian, Emma baru menjalani rumah tangga dengan Efendi selama setahun terakhir.

Sejauh ini, polisi masih menyelidiki soal kasus pembunuhan satu keluarga tersebut. Polisi juga belum bisa meminta keterangan Efendi karena masih menjalani pengobatan akibat luka sabetan sajam di bagian leher dan perut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI