Kim Jong Un Undang Presiden Korea Selatan Datang Berkunjung

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 11 Februari 2018 | 07:04 WIB
Kim Jong Un Undang Presiden Korea Selatan Datang Berkunjung
Pemimpin Korea Utara Kim Jon Un mengunjungi pabrik troli yang baru saja didirikan di Pyonyang, Korea Utara (1/2).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Republik Demokrasi Rakyat Korea (Utara) dan Republik Korea (Selatan), terus menjalin upaya perdamaian di tengah kekisruhan politik militer yang disebabkan ’manuver’ Amerika Serikat.

Termutakhir, seperti dilansir Anadolu Agency, Sabtu (10/2/2018), pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mengundang rekannya dari Korea Selatan, Presiden Moon Jae-in untuk segera berkunjung.

Undangan tersebut dititipkan Kim Jong Un kepada saudara perempuannya.

Kim Yo jong—saudarai perempuan Kim Jong Un—yang bertindak sebagai pejabat senior Korut, adalah bagian dari delegasi Korut untuk menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan, Jumat (9/2).

Baca Juga: Vanesha Disebut Cemburu, Sheila Marcia: Saya Mau Hidup yang Benar

Anggota pertama keluarga Kim yang memerintah Korut itu mengunjungi Selatan, untuk berbicara dengan Moon.

"Utusan khusus Kim Yo-jong secara lisan menyampaikan undangan Ketua Kim Jong-un [untuk Moon] untuk mengunjungi Korea Utara pada waktu yang tepat baginya. Ia mengatakan bersedia bertemu Presiden Moon Jae-in pada secepat mungkin," ujar juru bicara kepresidenan Korsel Kim Eui-kyeom kepada wartawan.

“Saya berharap bisa segera bertemu dengan Anda di Pyongyang. Jika Anda bertemu dengan Pemimpin Kim Jong-un dan bertukar pandangan mengenai banyak masalah, hubungan Utara-Selatan dapat dengan cepat membaik,” kata Kim Yo-jong lewat kantor berita setempat, Yonhap.

Moon dilaporkan menanggapi undangan itu dengan mengatakan "Dimulainya kembali dialog awal antara AS dan Korut diperlukan juga untuk pengembangan hubungan dua Korea".

Washington sebelumnya telah berulang kali menyatakan Kim Jong Un harus bersedia menyerahkan senjata nuklir Korut, kalau ingin berunding dengan AS guna mengakhiri sanksi.

Baca Juga: Curi Jengkol, Dua Pemuda di Aceh Diberi Sanksi Adat

Korutdan AS telah menjadi aliansi militer yang semakin dekat sejak Perang Korea 1950-1953, yang banyak menimbulkan kemarahan Korut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI