Suara.com - Banjir yang melanda beberapa kawasan di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir, menyisakan pekerjaan rumah bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sehubungan dengan itu, langkah normalisasi sungai pun kembali mengemuka.
Salah satu wilayah langganan banjir dan juga berada di lingkungan sungai adalah Kampung Arus di Jakarta Timur. Terhitung Jumat (9/2/2018) misalnya, meski sudah tidak dalam keadaan parah, dampak banjir masih terlihat jelas di sana.
Dalam kondisi itu, sebagian warga setempat yang ditanya mengaku bahwa sebenarnya mereka sangat berharap pemerintah bisa segera menemukan solusi terhadap bencana yang sudah rutin menimpa tersebut. Mereka pun memastikan mendukung langkah normalisasi.
Meski demikian, warga tak begitu saja setuju jika normalisasi harus dilakukan dengan merelokasi tempat tinggal mereka. Dengan kata lain, warga menolak dipindahkan begitu saja. Walaupun juga tidak sepenuhnya, karena ada juga warga yang berharap bahwa minimal ada perhitungan ganti rugi yang pantas atas kepindahan mereka.
Baca Juga: Anies Siapkan Dana Normalisasi Sungai, Bakal Ada Penggusuran
Sebelumnya, keengganan warga untuk direlokasi, termasuk mereka yang ada di Kampung Arus, Kramat Jati, Cawang, Jakarta Timur, ini sudah pula diketahui oleh Pemprov DKI Jakarta. Bahkan Wakil Gubernur Sandiaga Uno pun telah menanggapi persoalan tersebut, serta menekankan tidak akan melakukan langkah represif untuk memaksakan normalisasi.
"Kami harus perlihatkan tempat pindahnya ke mana. Jadi mereka punya bayangan. Nah, ini yang nanti akan kami buat mock-up unit, tempat yang akan kami siapkan untuk mereka (warga). Supaya mereka ada touch and feel mengenai tempat yang akan mereka tinggali setelah ini," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (7/2) lalu.
Diberitakan sebelumnya, khusus untuk penanganan di Kampung Arus, Pemprov DKI memang sudah berencana memasang turap (sheet pile) di ruas sungai kawasan tersebut. Pemasangan turap itu sendiri merupakan bagian dari proyek normalisasi Ciliwung, yang salah satunya bertujuan guna mencegah banjir.