Mereka yang Menghindar dan yang Menyongsong Lumpur Pascabanjir

Jum'at, 09 Februari 2018 | 23:11 WIB
Mereka yang Menghindar dan yang Menyongsong Lumpur Pascabanjir
Anak-anak yang bermain di air luapan Sungai Ciliwung, di sejumlah lokasi banjir DKI Jakarta, Selasa (6/2/2018). [Suara.com/Dwi Bowo Rahardjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dua posko dengan tenda berwarna biru dan satu gedung yang terletak tak jauh dari kawasan banjir di Kampung Arus, Cawang, Jakarta Timur, hari ini, Jumat (9/2/2018) mulai ditinggalkan pengungsi.

Sebelumnya, ratusan warga yang rumahnya terendam banjir berbondong-bondong mengungsi di tempat penampungan itu dan membawa barang-barang berharga yang bisa diselamatkan.

Hari ini adalah hari keempat paska meluapnya kali ciliwung. Sebagian warga mulai meninggalkan posko tersebut.

Pantauan suara.com, pada Jum'at sore posko-posko tersebut sudah kosong. Namun, belum semua warga kembali ke rumah. 

Sebagian pengungsi mengaku, untuk sementara mereka akan tinggal di rumah sanak keluarga sampai merasa pasti bahwa  banjir benar-benar tak datang lagi.

Ridwan salah satunya. Sore ini, ia terlihat sibuk mengangkut barang-barangnya ke atas mobil pick up berwarna biru yang ia sewa. 

Ditemani satu anak lelakinya yang masih berusia 8 tahun, Ridwan mengangkat satu persatu perabot rumah tangga miliknya yang berhasil ia selamatkan dari banjir.

Terlihat satu kasur besar, selimut berwarna merah muda, dan satu kotak plastik besar berisi perabotan penting yang masih bersih.

Itu kali keduanya dia mengangkut barang dari tempat pengungsian. Ridwan mengatakan, barang-barang tersebut dia angkut ke rumah saudaranya di Tebet.

“Kami belum pulang ke rumah. Sementara tinggal di rumah saudara dulu. Takut ada banjir lagi” ungkapnya di posko yang sudah kosong tersebut, Jum’at (9/2/2018).

Anak dan istrinya sejak kemarin sudah duluan meninggalkan posko. Sedangkan dirinya masih di sana lantaran menjaga barang-barang yang dititipkan.

“Saya masih di sini jagain barang-barang. Karena takut hilang jadi hari ini sudah saya mulai angkut-angkutin,” tegasnya.

Ridwan adalah orang terakhir yang terlihat di posko itu. Mulai pukul 18.00 WIB, semua posko di sana sudah kosong.

Lebih baik di rumah sendiri.

Berbeda halnya dengan Riz (27), seorang ibu muda yang memilih langsung kembali ke rumah usai tinggal di pengungsian. Alasan mengapa ia segera pulang pun sederhana. Riz mengaku sudah rindu pada rumahnya. Ia mengatakan tinggal di rumah sendiri lebih enak dari pada tinggal di manapun.

“Jangankan tinggal di posko. Di rumah orang yang gedong saja nggak enak kalau bukan tempat kita sendiri,” ujarnya sambil perlahan membersihkan lumpur di dalam rumahnya di kawasan Kampung Arus.

Dirinya nampak tak sabar lagi untuk kembali tinggal di rumahnya. Meski dia memiliki saudara untuk ditumpangi, tapi ia dan keluarganya lebih memilih membersihkan rumahnya.

Lumpur masih terlihat sangat tinggi di lokasi tesebut. Ketua RW dan warga di sana baru mulai membersihkannya hari ini.

Sebagian rumah masih kosong tanpa penghuninya. Keadaan sekitar lingkungan masih penuh lumpur yang begitu tebal. (Lili Handayani)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI