"Tapi kami tahu, pembangunan infrastruktur itu dampaknya tak bisa hari ini dibangun, besok ketimpangan langsung turun. Itu tak bisa, butuh waktu biasanya 5 sampai 8 tahun baru kelihatan dampaknya, tapi yang pertama dibuka dulu isolasinya," ucap Yanuar.
Tak hanya itu, Yanuar menambahkan, pada dua tahun terakhir kepemimpinan Jokowi JK, pemerintah fokus pada pemerataan kesejahteraan.
Adapun fokus pemerintah terkait pemerataan kesejahteraan yakni pertama fokus pada pendidikan, kemudian kesehatan dan sanitasi dasar air bersih.
"Karena itu, setelah tiga tahun, infrastruktur tetap akan jalan terus, tapi fokusnya ditingkatkan ke pemerataan. Terutama soal kesehatan, pendidikan, sanitasi dasar, air minum, air bersih,” tandasnya.
Baca Juga: Maarif Award 2018, Mencari Sosok Pejuang Kemanusiaan di Pelosok
Untuk diketahui, dari angka 5,6 persen indeks ketimpangan sosial tahun 2017 hasil survei INFID, ada 10 sumber ketimpangan.
Kesepuluh ketimpangan itu dalam sektor penghasilan, pekerjaan, rumah, harta benda, kesejahteraan keluarga, pendidikan, lingkungan tempat tinggal, terlibat dalam politik, hukum, dan kesehatan.
"Ranah yang paling berperan sebagai sumber ketimpangan sosial adalah penghasilan yakni 71,1 persen, pekerjaan 62,6 persen, rumah 61,2 persen, harta benda 59,4 persen," kata Peneliti Utama Survei Ketimpangan Sosial 2017 INFID, Bagus Taqwin.
Kemudian, ketimpangan di ranah kesejahteraan keluarga 56,6 persen, di ranah pendidikan sebesar 54 persen, ranah lingkungan sebesar 52 persen, ranah terlibat dalam politik yakni 48 persen, ranah hukum 45 persen dan ketimpangan di ranah kesehatan sebesar 42,3 persen.
Baca Juga: Cantik-cantik, Pramugari Ini Cuma Buat Iseng Andika Kangen Band