Seusai Banjir Surut, Sepenggal Kisah Nenek Sutria di Rawajati

Kamis, 08 Februari 2018 | 19:11 WIB
Seusai Banjir Surut, Sepenggal Kisah Nenek Sutria di Rawajati
Nenek Sutria, warga Rawajati, Jakarta, berdagang seadanya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, meski baru didera banjir. [Suara.com/Lili Handayani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak Subuh, Hajah Sutria sudah memulai aktifitasnya mengolah sayuran yang tersisa di dalam kulkasnya. Sebagian sayur tersebut ada yang dibuang lantaran tidak lagi bisa digunakan.

Pascabanjir tiga hari lalu, Senin (5/2/2018), listrik di Jalan Kalibata Raya masih dipadamkan. Karena itu, dirinya tidak bisa terlampau lama menyimpan bahan makanannya.

Saat cuaca kembali mendung, Kamis (8/2), nenek berusia 60 tahun tersebut menjaga warung sambil mengupas bawang didepan rumah kontrakanya yang berukukan 4x4meter.

Baca Juga: Dinding Underpass Bandara Soetta Roboh, Polisi Periksa PT Waskita

Berbagai jenis kopi instan tergantung menutupi jendela tempat tinggalnya. Di atas meja, tersedia pula pisang goreng dan kue jenis Nagasari yang tertutup kertas nasi.

Lauk yang disajikan saat itu hanya terong, telur sambal, dan ikan asin.

“Saya baru bisa berjualan hari ini. Ya seadanya saja. Menggunakan bahan yang masih bisa digunakan dari kulkas. Harus jualan biar punya uang, kalau tidak jualan, gak bisa dapat uang,”kata Sutria kepada Suara.com, Kamis (8/2/2018).

Suami dan keempat anak Sutria sudah meninggal dunia. Karena itu, pada usianya yang renta, dia masih harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Pertama, anak perempuannya meninggal saat usia 1,5 tahun. Kemudian, anak laki-lakinya wafat pada usia 21 tahun, saat Sutria masih bekerja di Arab Saudi sebagai TKW.

Baca Juga: Sebulan Buka Pemesanan, Inden Wuling Cortez Sentuh 600 Unit

11 tahun lalu pun suami Sutria pergi meninggalkannya karena serangan jantung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI