"Ketiga waktu Andi kerumah saya itu sampaikan telah berikan uang ke teman-teman komisi II dam banggar. Dan (pemberian) untuk Ganjar sekitar bulan September jumlah 500 (ribu) dolar AS. Nah itu disampaikan ke saya," tuturnya.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu melanjutkan, setelah mendapat laporan itu, ia mengonfirmasi langsung kepada Ganjar saat bersua di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Novanto ingin memastikan bahwa Ganjar telah menerima uang dari proyek e-KTP.
"Untuk itu saya ketemu, penasaran saya tanyakan apakah sudah selesai dari teman-teman, gitu. Pak Ganjar waktu jawab, 'ya itu semua urusan yang tahu Pak Chairuman'. Itu saja yang perlu ditanggapi," kata Novanto mengulang jawaban Ganjar.
Namun, Ganjar membantah pernyataan Novanto. Ganjar yang kekinian menjadi Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan, menolak saat Mustokoweni menawarkan uang terkait proyek yang merugikan negara hingga Rp2,3 triliun.
Baca Juga: Lemon Bisa Redakan Sakit Kepala dan Sinus, Begini Caranya
"Yang pertama Mustokoweni pernah menjanjikan kepada saya mau berikan langsung dan saya tolak, sehingga publik mesti tahu sikap menolak saya," katanya.
Selain itu, kata Ganjar, Miryam juga membantah telah memberikan uang kepada dirinya ketika dikonfrontasi oleh penyidik KPK Novel Baswedan saat proses pemeriksaan.
Tak hanya itu, menurut Ganjar, Andi juga membantah telah memberikan uang dari proyek e-KTP kepada dirinya.
"Saya menyampaikan apa yang disampaikan oleh Pak Nov dari cerita itu tidak benar," tudingnya.
Nama Ganjar sendiri muncul dalam surat dakwaan mantan dua pejabat Kementerian Dalam Negeri Irman dan Sugiharto.
Baca Juga: Madrid Jamu PSG di Bernabeu, Legenda Barcelona Jagokan PSG
Ganjar disebut menerima uang proyek e-KTP sebesar USD520 ribu. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin juga menegaskan bahwa Ganjar menerima uang dari proyek e-KTP. Ketika proyek e-KTP bergulir, Ganjar duduk sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR periode 2009-2014.