70 Tahun Dilarang, Arab Saudi Izinkan Pesawat Komersial ke Israel

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 08 Februari 2018 | 12:28 WIB
70 Tahun Dilarang, Arab Saudi Izinkan Pesawat Komersial ke Israel
Putera mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman. [AFP/Fayez Nureldine]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Arab SAudi untuk kali pertama dalam sejarah mengizinkan wilayah udaranya dilintasi oleh pesawat komersial Israel.

Perizinan tersebut, seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (7/2/2018), efektif diberlakukan pada bulan depan, yakni Maret.

Melalui perizinan tersebut, maka seluruh maskapai penerbangan dari New Delhi, India, yang menuju Tel Aviv Israel akan menghemat waktu dua setengah jam perjalanan.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Bermimpi Main Film Bareng Reza Rahadian

Selain memangkas waktu tempuh, pembukaan ruang udara negeri Raja Salman untuk Israel tersebut membuat semua maskapai penerbangan menghemat biaya produksi, sehingga bisa memberikan harga murah untuk tiket penumpang.

Saudi sebelumnya telah melarang berbagai maskapai penerbangan menuju Israel atau sebaliknya, melinasi ruang udaranya.

Larangan itu diberlakukan sejak 70 tahun silam. Namun, sudah rahasia umum bahwa pesawat-pesawat jet pribadi bangsawan dan pangeran Saudi bisa melintasi ruang udara mereka hingga Israel.

Sejumlah pengamat menilai, perizinan tersebut sebenarnya untuk memfasilitasi Perdana Menteri India Narendra Modi, yang kekinian semakin memunyai pengaruh di Timur Tengah.

Penilaian itu cukup beralasan, karena PM Modi akan melawat ke Israel pada 10 Februari. Politikus sayap kanan tersebut, merupakan PM India pertama yang mengunjungi Israel.

Baca Juga: Bule Ngaku dari Rusia, Ngamuk dan Melemparkan Gong

Namun, dalam kerangka lebih besar, perizinan tersebut menandai semakin hangatnya hubungan Saudi dengan Israel.

Hubungan diplomatik Saudi-Israel kekinian semakin akrab, karena menjadi bagian reformasi yang dilakukan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

"Perubahan politik di Saudi dan hasrat untuk mengonsolidasikan kekuasaan adalah alasan utama hubungan dengan Israel kembali dibuka," tutur Mahjoov Zweiri, Profesor Tamu Program Studi Timur Tengah di Qatar University.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI