Untuk tarif yang akan dikenakan per satu mobil, pemerintah DKI belum menentukan. Andri mengatakan tarif ERP tidak mengejar pendapatan asli daerah.
"Tarifnya yang akan kami gunakan adalah fluktuatif. Karena ERP ini tidak semata-mata mendapatkan PAD. Tetapi memberikan keseimbangan antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan," katanya.
Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan ERP bisa diterapkan 2019. Ia berharap kemacetan di Jakarta bisa semakin berkurang setelah ERP diterapkan. Sandiaga menjelaskan, salah satu perusahaan uang tertarik proyek ERP Jakarta adalah perusahaan asal Swedia, Kapsch. Perusahaan itu sebelumnya juga telah menyediakan jasa uji coba sistem ERP di Jalan Jenderal Sudirman.
"Itu yang Insya Allah akan dihadirkan dengan kolaborasi dari Swedia dan Austria," kata Sandiaga.
Baca Juga: Longsor Underpass Soetta, Menhub Minta Kereta Bandara Melambat