Setnov Tertawa SBY Menyatakan Perang dengan Pengacaranya

Kamis, 08 Februari 2018 | 11:30 WIB
Setnov Tertawa SBY Menyatakan Perang dengan Pengacaranya
Terdakwa kasus korupsi proyek KTP elektronik Setya Novanto. (suara.com/Ummi Hadyah Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Ketua DPR Setya Novanto tidak serius menanggapi pernyataan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang melawan pengacaranya, Firman Wijaya. Firman dilaporkan SBY ke polisi karena dituduh mencemarkan nama baik.

Saat melapor ke polisi, SBY mengeluarkan kalimat "this is my war". Ditanya soal pendapatnya, Setnov menanggapinya hanya tertawa.

"Nanti kita lihat perkembangannya," kata Novanto seraya tertawa sebelum sidang lanjutan kasus e-KTP di Gedung Pengadilan tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (8/2/2018).

Novanto sendiri enggan memberikan tanggapan lebih jauh soal laporan itu. Dalam kesempatan sama, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu hanya menegaskan tidak pernah mengikuti pembahasan anggaran proyek e-KTP 2011-2012 di DPR.

Baca Juga: Laporan SBY Mengganggu, Pengacara Setnov: Ini Bukan Perang



"Saya kan nggak ikut-ikut," kata Novanto.

Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat SBY secara resmi melaporkan penasihat hukum Novanto, Firman Wijaya ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri atas tuduhan pencemaran nama baik. Pelaporan dilakukan pada Selasa 6 Februari 2018.

"Para kader melalui Hinca (Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan) ingin mengantar saya ke Kepolisian, ingin mengantarkan saya untuk menghadap ke Bareskrim. Saya katakan, tidak perlu. Saya ucapkan terima kasih," kata SBY saat memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, beberapa hari lalu.

SBY tahu, seluruh kadernya sakit hati dan marah atas tuduhan yang dialamatkan kepadanya terkait kasus korupsi proyek e-KTP. Ia mengatakan, kader pasti berpikir, tuduhan ini menghancurkan nama baik SBY dan keluarga, termasuk nama baik AHY, dan barangkali Partai Demokrat menjadi sasaran.

"Tetapi, biar saya sendiri yang datang ke Bareskrim. Saya hanya ingin didampingi Ibu Ani tercinta, yang mendampingi saya dalam suka dan duka, dan beberapa pendamping yang akan sekaligus sebagai lawyer," katanya.

Begitu juga dengan para mantan pembantunya di Kabinet Indonesia Bersatu I dan II, ingin memberikan bantuan dan mendampingi SBY.

"Saya katakan, tidak perlu teman-teman, silakan teman-teman menikmati masa tua. Biar saya saja. This is my war, perang saya. Perang untuk keadilan. Yang penting bantu dengan doa. Saya katakan tadi, saya akan melakukan jihad untuk keadilan," kata SBY.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI