Dia selama ini berdagang ikan asin dekat rumahnya. Namun, Harti sudah tidak dapat berjualan lagi lantaran pemilik toko tak ingin meneruskan sewanya.
“Sejak tiga bulan lalu saya tidak bisa berjualan, lantaran pemilik kios tidak mau menerusnya lagi sewa tempatnya,” katanya, sambil menahan sedih.
Penghasilan dari berjualannya selama ini hanya mencukupi kebutuhan sehari-harinya dan membayar kontrakan yang ia tempati.
“Mau tidak mau saya harus kembali mengumpulkan uang untuk membeli barang-barang. Susah. Apalagi saya saat ini sudah tidak memiliki pekerjaan,” katanya yang sudah tinggal di sana sejak tahun 1995.
Baca Juga: Banjir Jakarta Tak Seleher, Warga: Berkat Pengorbanan Pak Ahok
Nenek yang masih terlihat energik dengan potongan rambut pendek ini mengakui tidak mau berputus asa. Ia berharap segera mendapatkan tempat untuk dirinya dapat kembali berdagang.
“Ya, mudah-mudahan nanti segera dapat tempat lagi untuk berjualan. Biar bisa mengumpulkan uang lagi untuk beli barang-barang yang amat dibutuhkan seperti baju. Baju saya semua sudah habis. Kotor penuh lumpur. Sulit dibersihkan,” ungkapnya.
Ia mengakui enggan meninggalkan tempat tersebut, karena sudah nyaman berada dilingkunganya, meski sudah berulang diterpa banjir.
“Warga di sini sudah seperti keluarga. Anak-anak saya jauh. Dengan ada di dekat mereka, saya merasa tidak sendiri,” ungkapnya sembari berlalu dari tempat duduknya.
Baca Juga: Menyinggung Fans Espanyol, Pique Terancam Skorsing