Jeritan Putri saat 9 Jam Bertahan Hidup di Bawah Longsor Bandara

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 06 Februari 2018 | 14:26 WIB
Jeritan Putri saat 9 Jam Bertahan Hidup di Bawah Longsor Bandara
Sejumlah petugas gabungan dari badan SAR dan Pemadam Kebakaran Bandara Soetta melakukan evakuasi terhadap korban longsor tembok under pass perlintasan Kereta Bandara Soetta di kawasan Parimeter Selatan, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (5/2) malam. Hingga Foto ini disiarkan petugas gabungan masih melakukan evakuasi satu orang pengendara motor dan dua orang yang berada dalam satu mobil, ambruknya dinding under pass tersebut diduga karena kurang kuatnya konstruksi serta curah hujan yang tinggi yang mengguyur kawasan tersebut. [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Perempuan tersebut kelelahan dan melemah. Akhirnya, tim dokter merujuknya untuk mendapatkan perawatan di RS Mayapada Hospital Tangerang. Ia baru sampai di RS tersebut pukul 06.00 WIB.

Namun, Dianti hanya bertahan selama setengah jam sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 06.43 WIB.

”Dia tiba di RS pukul 6 lebih sedikit, dan meninggal dunia pukul 06.43 WIB,” kata Chief Executive Officer RS Mayapada Hospital Tangerang dr Markus Waseso.

Bengkak dan Memar

Berdasarkan pemeriksaan, terdapat pembengkakan di daerah leher perempuan tersebut. Pada lehernya, terpasang fiksasi.

Selain itu, ditemukan memar di daerah perut, tungkai kiri, serta lengan kiri yang sudah terpasang gips. Pembengkakan juga terdapat di bagian paha kanan.

”Itu hasil pemeriksaan tim kami yang datang ke RSUD Tangerang. Setelah berembuk, akhirnya kami bersepakat membawa pasien ke RS kami, RS Mayapada Hospital Tangerang. Sebab, tekanan darahnya saat itu 90/60 dan denyut nadinya lemah meski masih teraba,” jelasnya.

Dalam perjalanan menuju RS Mayapada, kondisi Putri terpantau terus melemah. Namun, ia tetap bertahan hidup.

”Sekitar jam 6 lewat sedikit, ambulans tiba di RS Mayapada. Tapi, ketika Putri akan dipindahkan dari tandu ambulans, tiba-tiba dia berhenti bernafas dan nadinya teraba melambat,” ungkapnya.

Karena kondisinya kritis, tim dokter langsung melakukan tindakan bantuan hidup dasar, yakni memberi tekanan di pernafasan dan jantung.

“Bantuan hidup dasar dilakukan kurang lebih 30 menit dan Dianti sudah bisa dievakuasi ke dalam IGD RS Mayapada dengan disaksikan oleh pihak keluarga. Kami memberinya obat-obatan untuk memperkuat kerja jantung. Namun, pukul 06.43 WIB, Putri wafat,” terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI